Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggandeng 6 perusahaan terbuka untuk mengakselarasi program Net Zero Hub (NZH). Kadin bersama 6 perusahaan tersebut menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) sebagai tanda bergabungnya sejumlah perusahaan sebagai inisiator awal dalam KADIN Net Zero Hub.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan, Net Zero Hub merupakan suatu inisiatif Kadin Indonesia untuk memulai gotong royong antara private sector dengan public sector.
“Indonesia sudah memiliki target Net Zero Emission untuk tahun 2060. Adapun NZH ini merupakan inisiatif Kadin Indonesia supaya bisa membantu perusahaan-perusahaan khususnya UMKM dan perusahaan baru bagaimana bisa melakukan proses transisi ini menuju net zero emission di 2060,” jelasnya di Menara Kadin, Selasa (5/7).
Arsjad bilang, penandatanganan MoU terhadap 6 perusahaan terbuka adalah awalan dari inisiatif tersebut. Menurutnya, harus ada diferensiasi nilai untuk perusahaan yang sudah komitmen pada upaya dekarbonisasi menuju net zero.
Baca Juga: Kadin: Net zero emission di Indonesia jangan hanya jadi wacana
“Ini penting sekali harus ada apresiasi dari semua pihak untuk menuju target tersebut. Kalau investasi yang dilakukan sudah dikatakan sustainable investment, lantas ke depannya bagaimana investasi itu berdampak baik pada lingkungan dan sosial,” terangnya.
Setelah menggaet 6 perusahaan sebagai inisator awal, Arsjad mengungkapkan Kadin akan mengajak hingga 100 perusahaan sebelum perhelatan G20 dan B20 pada November mendatang.
Dua dari enam perusahaan yang ikut menandatangani MoU ini ialah PT Indo Oil Perkasa Tbk (OILS) produsen minyak kelapa dan PT ChemStar Indonesia produsen bahan kimia untuk tekstil.
Direktur Utama OILS Johan Widakdo Liem mengatakan hal ini merupakan respon sebagai perusahaan terbuka terhadap Perjanjian Paris yang juga menjadi perhatian besar dari Indonesia untuk mengakomodasi terciptanya peraturan global yang mencerminkan keseimbangan, dan keadilan.
Baca Juga: Perlahan tapi pasti, sejumlah perusahaan mulai gali ceruk pasar kendaraan listrik
“Utamanya mendorong investasi rendah karbon dalam rangka perwujudan ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan, yakni dengan memperkuat respon global terhadap ancaman perubahan iklim dengan menjaga kenaikan suhu global pada abad ini jauh di bawah 2 derajat celcius di atas tingkat pra-industri dan untuk mengejar upaya untuk membatasi kenaikan suhu lebih jauh ke 1,5 derajat Celcius,” jelasnya.
Menurut Johan tindakan perubahan iklim perlu ditingkatkan secara besar-besaran untuk mencapai tujuan Perjanjian Paris. Adapun dengan inisiasi yang dilakukan saat ini sebagai emiten yang bergerak di industry Crude Coconut Oil untuk bergabung bersama KADIN dalam upaya pengurangan emisi, dia berharap dapat memicu perusahaan lain juga untuk melakukan hal yang serupa dalam upaya dekarbonisasi.
Johan juga menuturkan meskipun yang dilakukannya saat ini tidak langsung berdampak pada bottom line, tetapi pihaknya melihat bahwa upaya ini merupakan investasi jangka panjang yang secara tidak langsung yang akan memacu OILS memenuhi komitmen mencapai keseluruhan aspek ESG (Environmental, Social and Corporate Gorvernance).
Saat ini, OILS telah memproses semua hasil limbah termasuk penggilingan ampas kopra untuk kemudian diproses lebih lanjut menjadi pakan ternak yang ditujukan bagi usaha bisnis lokal.
Setelah adanya MoU ini, pihaknya akan melakukan pre-assesment terhadap current business untuk mengoptimalkan net zero emisi yang dapat kami lakukan ke depan.
Direktur Utama PT ChemStar Indonesia, Kwee Sutrimo mengatakan hal ini merupakan gerak cepat dalam membangun komitmen menyongsong bumi yang lebih baik dan tetap mengedepankan keekonomian melalui praktik ESG.
“Para Fund Manager dan investor sekarang justru yang terdepan dalam menggerakkan kebangkitan investasi di perusahaan yang berbasis environmental. Tentunya tren serupa pada nantinya akan dimulai di Indonesia,” jelasnya dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga: Kemenperin Dukung Kolaborasi BUMN dan Swasta Mempercepat Ekosistem Kendaraan Listrik
Oleh karenanya, lanjut Kwee, ChemStar Indonesia dapat menginisiasi terlebih dahulu di dalam gerakan dekarbonisasi oleh KADIN Net Zero Hub.
Secara bertahap nantinya, produsen bahan kimia ini akan memenuhi aspek ESG secara keseluruhan ke depan. Kwee bilang, hal ini merupakan investasi dan ke depannya akan memperoleh value yang lebih tinggi di masa yang akan datang.
Dalam upaya dekarbonisasi di internal dari sisi operasional ChemStar telah melakukan zero waste management dalam pengelolaan limbah hingga melakukan pengurangan penggunaan air dalam melakukan kegiatan produksi.
“Saat ini kami tengah menggandeng pihak ketiga yakni, carbon ethics untuk mengkalkulasi besaran dekarbonisasi Perseroan. Harapannya, dengan langkah-langkah awal ini ChemStar akan memberikan partisipasi konkrit dalam menjaga bumi untuk masa depan,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News