Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, mendorong terbentuknya skema kemitraan dagang baru antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) yang memungkinkan produk garmen Indonesia mendapatkan tarif serendah mungkin, bahkan mendekati 0%.
Hal ini disampaikan Anin usai melakukan pertemuan dengan Vice President of National Cotton Council (NCC) Amerika Serikat (AS), Robbie Minnich, di Washington, D.C., AS Kamis (01/05) waktu setempat.
Anin hadir bersama jajaran pimpinan Kadin Indonesia, termasuk Wakil Ketua Umum Koordinator (WKUK) Bidang Organisasi, Komunikasi, dan Pemberdayaan Daerah Kadin Indonesia Erwin Aksa, WKU Bidang Hubungan Luar Negeri Kadin Indonesia Benardino M. Vega, serta WKU Bidang Hilirisasi Kadin Indonesia Tony Wenas.
Baca Juga: Kadin Umumkan Persiapan Munas Bersama Satu Kadin Indonesia
"Kami memikirkan suatu kesepakatan (dengan NCC), dimana kalau kita pakai semacam kapas dari Amerika, ketika sudah diolah, dikirim kembali ke Amerika berupa garmen, kita bisa mendapatkan tarif yang serendah mungkin. Syukur-syukur 0 persen," ujar Anin, melalui keterangan resminya, Senin (5/5).
Menurut Anin, pihaknya telah meminta NCC untuk mempertimbangkan konsep ini dan membantu melobi pemerintah AS, dalam hal ini U.S. Trade Representative (USTR).
"Seperti kita dengan pemerintah punya relasi yang sangat bagus, supaya perusahaan garmen kita bisa lebih kompetitif ke depannya," tambah Anin.
Lebih lanjut, Anin juga menyadari tantangan dari skema tersebut, mengingat kapas AS bersaing dengan pasokan dari negara lain seperti China dan Brasil. Namun, Anin optimistis peluang kerja sama tetap terbuka.
"Saya rasa meeting-nya sangat baik. Ini pertemuan yang berdampingan dengan pemerintah dan berfokus kepada kebijakan tarif, yang kami yakin pasti ada solusinya," kata Anin.
Baca Juga: Sah Jadi Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Ungkap Sosok Arsjad
Lebih jauh, Anin menambahkan bahwa saat ini nilai ekspor Indonesia mencapai sekitar US$ 2 miliar per bulan. Dengan keseimbangan perdagangan yang lebih baik, peluang ekspor produk seperti garmen, alas kaki, dan elektronik akan semakin besar.
"Kami juga ingin memastikan bahwa kalau nanti kapasnya dari Amerika, mereka bisa membantu kita memastikan garmen kita tarifnya mendekati nol. Jadi kita bisa lebih kompetitif sehingga barangnya laku di Amerika," ungkap Anin.
Skema ini, lanjut Anin, diharapkan dapat membawa manfaat luas. "Ini tentu akan membawa banyak sekali manfaat bagi seluruh perusahaan, pengusaha, dan juga pekerja di bidang tekstil dan garmen Indonesia yang jumlahnya sangat-sangat banyak, jutaan orang," pungkas Anin.
Selanjutnya: Pendapatan Premi Asuransi Properti GEGI Capai Rp 188 Miliar per Kuartal I-2025
Menarik Dibaca: Yuk Catat Jadwal KRL Solo-Jogja Pada Kamis 8 Mei 2025 ke Yogyakarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News