kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kadin mendukung ratifikasi IM-PTA, ini alasannya


Minggu, 13 Desember 2020 / 17:48 WIB
Kadin mendukung ratifikasi IM-PTA, ini alasannya
ILUSTRASI. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani. (Kontan/Lidya Yuniartha)


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia-Mozambique Preferential Trade Agreement (IM-PTA) menjadi salah satu perjanjian dagang yang ditargetkan bisa diratifikasi di tahun mendatang.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani pun mengatakan pihaknya mendukung ratifikasi IM-PTA ini. Pasalnya,  perjanjian ini dianggap sebagai sebuah kerja sama yang strategis.

"Kami mendukung ratifikasi Indonesia-Mozambik PTA. Meskipun scope perjanjiannya sangat terbatas dan pasar Mozambik sendiri terbilang kecil, kami melihat PTA dengan Mozambik sebagai kerjasama strategis karena beberapa alasan," ujar Shinta kepada Kontan, Minggu (13/12).

Shinta pun membeberkan alasan mengapa perjanjian ini dianggap sebagai kerja sama strategis. Pertama, Shinta menyebut, perdagangan antara Indonesia dengan negara-negara Afrika termasuk Mozambik bersifat komplementer di mana Indonesia mengimpor bahan baku industri, seperti produk pertanian dan mengekspornya sebagai produk manufaktur bernilai tambah.

Dia juga mengatakan Indonesia cenderung mencatat surplus, sehingga ini berdampak positif bagi neraca pembayaran Indonesia.

Alasan berikutnya, Shinta menjelaskan perjanjian ini membuat ekspor Indonesia ke Mozambik lebih efisien karena adanya penurunan tarif dan peningkatan kepastian dalam hal prosedur impor.

Baca Juga: Kemendag targetkan ratifikasi 2 perjanjian dagang rampung kuartal I 2021

Shinta menuturkan, selama ini kendala terbesar perdagangan Indonesia dengan negara-negara Afrika berkaitan dengan tarif yang tinggi dan adanya ketidakpastian regulasi impor di negara ekspor tujuan.

Alasan ketiga,  Shinta pun menilai bahwa Indonesia berpotensi untuk meningkatkan perdagangan dengan Afrika Selatan melalui Mozambik, walaupun Indonesia belum memiliki perjanjian dagang bilateral dengan negara tersebut. Hal ini dikarenakan Mozambik merupakan salah satu regional hub penting bagi negara-negara di Selatan Afrika.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×