kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.933.000   17.000   0,89%
  • USD/IDR 16.378   49,00   0,30%
  • IDX 7.859   -31,86   -0,40%
  • KOMPAS100 1.103   -7,60   -0,68%
  • LQ45 822   -6,76   -0,82%
  • ISSI 265   -0,92   -0,35%
  • IDX30 425   -3,33   -0,78%
  • IDXHIDIV20 494   -1,99   -0,40%
  • IDX80 124   -0,75   -0,60%
  • IDXV30 131   0,35   0,27%
  • IDXQ30 138   -0,83   -0,60%

Kadin minta Pemda proaktif tarik investasi


Senin, 28 Oktober 2013 / 12:34 WIB
Kadin minta Pemda proaktif tarik investasi
ILUSTRASI. Melon.


Reporter: Emma Ratna Fury | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Saat ini pertumbuhan ekonomi masih terpusat di pulau Jawa. Itu dikarenakan pulau Jawa banyak dijadikan basis produksi oleh berbagai perusahaan.

Sentralisasi inilah yang menurut Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulisto, menjadi biang pembengkakan biaya logistik. "Basis produksi kita masih terpusat di Jawa, padahal daerah luar Jawa yang memiliki sumber daya alam dan sumber daya energi. Hal ini yang membuat kebutuhan transportasi bahan baku dan energi ke Jawa serta ke daerah lain menjadi tinggi," kata Suryo, Senin (28/10).

Ia menyarankan agar setiap pemerintah daerah (Pemda) di luar Jawa berusaha untuk mampu menarik investasi untuk mengembangkan potensi alam di daerah dan menjadikan daerahnya sebagai basis produksi barang-barang konsumsi.

Jika pemerintah daerah tidak proaktif dalam menarik investasi, maka pertumbuhan ekonomi yang terfokus di Jawa bakal menyebabkan banyak daerah semakin tertinggal dan kemiskinan akan meningkat. "Kalaupun distribusi dari Jawa ke kawasan daerah tertinggal sudah mencukupi, namun harga barang di daerah itu akan lebih mahal dibandingkan pulau Jawa," imbuhnya.

Jika sudah demikian maka yang akan dirugikan adalah masyarakat di daerah itu sendiri. Untuk itu ia berharap pertumbuhan ekonomi kedepan bisa lebih merata antara Jawa dan pulau lainnya. Sehingga daerah di luar Jawa juga dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×