kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KADIN: SR Toolkit akan Jadi Pedoman Industri Properti untuk Sustainability


Kamis, 10 November 2022 / 15:58 WIB
KADIN: SR Toolkit akan Jadi Pedoman Industri Properti untuk Sustainability
ILUSTRASI. Ketua Forum B20 Indonesia Shinta Widjaja Kamdani


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) baru-baru ini meluncurkan buku Sustainability Reporting (SR) Toolkit Industri Properti 1.0 untuk membantu perusahaan-perusahaan properti di Indonesia agar dapat mengadaptasi dan mengimplementasikan prinsip berkelanjutan dengan menerapkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (environment, social, governance) atau ESG.

Buku ini nantinya akan menjadi pedoman perusahaan properti untuk sustainability yang merupakan salah satu program prioritas KADIN. Ketua KADIN Arsjad Rasjid bilang “KADIN Indonesia berkomitmen menjadikan keberlanjutan sebagai acuan bisnis. Kami ingin membangun kesadaran sekaligus mengukur dampak sosial dan kelanjutan investasi suatu perusahaan berdasarkan ESG”.

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Maritim, Investasi, Luar Negeri serta KADIN Sustainability Climate Change Task Force Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, 60% perusahaan di Indonesia sudah mengadaptasi prinsip berkelanjutan, namun hanya 25% perusahaan yang mengimplementasikan prinsip berkelanjutan ini.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Masih Naik 5,72%, Pengusaha Yakin RI Bisa Melawan Resesi

“Prinsip berkelanjutan ini harus diimplementasikan secara nyata. Langkah awalnya adalah melalui sosialisasi Sustainability Reporting (SR) Toolkit kepada perusahaan-perusahaan property di Indonesia, terutama perusahaan menengah, kecil, dan mikro,” ucap Shinta dalam keterangan resminya (08/11).

Komitmen KADIN Indonesia dalam sustainability tertuang kepada berbagai program yang digagas KADIN Indonesia, contohnya yaitu carbon market, carbon tax, forestry, restorasi hutan, restorasi mangrove, green fund digital philanthropy, ESG, dan B20 Sustainability 4.0 Awards.

Budiarsa Sastrawinata, Kepala Badan Pengembangan Kawasan Properti Terpadu (BPKPT) menyampaikan bahwa industri properti merupakan industri jangka panjang. Dia bilang “Pengembangan suatu wilayah bisa memakan waktu puluhan tahun. Prinsip berkelanjutan sangatlah penting dalam industri ini untuk memastikan kepentingan generasi mendatang akan terpenuhi”.

Buku SR Toolkit Industri Properti 1.0 yang diluncurkan ini merupakan living document yang dikembangkan bersama antara Badan Pengembangan Kawasan Properti Terpadu. (BPKPT) KADIN Indonesia, Global Reporting Initiative (GRI), Carbon Disclosure Project (CDP), dan Sustainahaus, dan akan terus diperbaharui sesuai perkembangan zaman.

Menurut Budiarsa, buku ini menjadi panduan bagi pelaku industri properti agar usaha keberlanjutan dapat dikembangkan secara sistematis, terukur, dan sesuai standar internasional.

Buku panduan setebal 112 halaman ini dimaksudkan sebagai sebuah dokumen untuk perusahaan yang bergerak dalam industri properti untuk memulai pelaporan keberlanjutan.

Dalam pengantarnya, tim penulis dan penyusun yang diketuai oleh Theresia Rustandi, Sekretaris BPKPT, menyebutkan, buku panduan ini diharapkan dapat menjawab kesulitan dan tantangan yang dihadapi perusahaan industri properti dalam mempersiapkan Laporan Keberlanjutan, juga menjadikan industri properti sebagai salah satu industry leader yang keberlanjutan.

Baca Juga: KTT G20: Peran Indonesia Menjadi Jembatan Pemulihan Ekonomi Global

Aktivitas operasional perusahaan tentu berdampak pada sektor ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola (environment, social, governance atau ESG). Maka dari itu, perusahaan berkepentingan untuk mengidentifikasi risiko ESG dan merumuskan strategi preventif untuk mencegah kerusakan alam sejalan dengan keberlangsungan bisnis.

Ketua Komite Kajian Badan Pengembangan Kawasan Properti Terpadu, Setyo Maharso, mengatakan dengan adanya peluncuran SR Toolkit ini diharapkan dapat membantu menggerakan perekonomian Indonesia, terutama melalui industri properti.

Selain untuk memenuhi permintaan regulator dan investor, SR berguna untuk meningkatkan reputasi perusahaan dan melibatkan pemangku kepentingan dalam proses bisnis perusahaan.

“Dengan adanya Sustainability Report Toolkit untuk industri properti, diharapkan proyek-proyek pengembangan properti di Indonesia dapat turut serta menjaga kestabilan ekosistem sosial dan kelestarian alam, mengutamakan efisiensi energi dan aspek-aspek keberlanjutan lainnya,” kata Arsjad.

“Dengan panduan ini, kami berharap ekosistem industri properti akan semakin berstandar ESG. Selain itu, industri ini dapat menjadi salah satu lokomotif utama perekonomian Indonesia secara berkelanjutan,” tegas Arsjad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×