kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

KAEF mulai bangun pabrik bahan baku


Senin, 03 Oktober 2016 / 06:00 WIB
KAEF mulai bangun pabrik bahan baku


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk siap membangun pabrik bahan baku obat bulan ini. Jika tak ada aral melintang, pabrik hasil joint venture dengan perusahaan Korea Selatan itu mulai groundbreaking 10 Oktober nanti.

Eddy Murianto GM Corporate Secretary PT Kimia Farma Tbk bilang, pembangunan pabrik diperkirakan memakan waktu dua tahun dan diperkirakan rampung 2018. “Pabrik memproduksi bahan baku obat penurun kolesterol, nyeri lambung, pengurangan kekentalan darah dan beberapa obat lainnya," kata Eddy kepada KONTAN, Minggu (2/10).

Lebih detail, pabrik baru itu memproduksi bahan baku obat atau active pharmaceutical ingredient (API) dengan kapasitas produksi 15 ton - 30 ton per tahun. Selain itu juga produksi produk high functional chemical (HFC) dengan kapasitas produksi 75 ton -150 ton per tahun.

Adapun, kepemilikan saham pabrik dengan investasi Rp 110 miliar tersebut adalah Kimia Farma 75%, dan sisanya Sungwun Pharmacopia Co Ltd. Bila sudah produksi, prioritas utama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sedangkan sisanya akan diekspor ke relasi Sungwun Pharmacopia seperti di Jepang dan Amerika Serikat.

Rusdi Rosman, Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk menambahkan, saat ini lebih dari 90% dari bahan baku emiten berkode dagang KAEF di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini masih impor.

Merujuk laporan keuangan semester I-2016, beban produksi manufaktur dari bahan baku mencapai Rp 233,08 miliar, atau 13,71% dari total beban pokok penjualan Rp 1,7 triliun. Rusdi bilang, izin produksi untuk pabrik baru itu sudah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Kami target impor turun 50% dalam 10 tahun ke depan," jelas Rusdi kepada KONTAN, Minggu (2/10).

Selain bikin pabrik bahan baku, tahun ini Kimia Farma juga memulai pembangunan pabrik obat ke-5 di kawasan industri Banjaran, Bandung. Pabrik memiliki kapasitas 3,6 miliar tablet per tahun dengan investasi Rp 978 miliar.

Kimia Farma juga membangun pabrik garam farmasi tahap II yang prosesnya sudah 30%. Dengan menambah pabrik garam, total kapasitas produksi garam Kimia Farma naik jadi 6.000 ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×