Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT INKA (Persero) dan KAI Commuter melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) tentang pengadaan Kereta Rel Listrik (KRL), di Jakarta (9/5). Nantinya, KAI tidak hanya berfokus pada angkutan penumpang tapi juga berfokus pada barang logistik dan supply chain-nya.
Penandantanganan itu dilakukan oleh Direktur Utama KAI Commuter, Roppiq Lutzfi Azhar dengan Direktur Utama PT INKA (Persero), Budi Noviantoro. Penandatanganan MoU ini juga disaksikan oleh Wakil Menteri II Kementerian BUMN RI, Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Sarana Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI Djarot Tri Wardhono, Direktur IMATAP Kementerian Perindustrian RI R. Hendro Martono, dan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo .
Wakil Menteri II Kementerian BUMN RI Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan bahwa dunia perkeretaapian Indonesia telah mengalami transformasi. Hal itu terlihat dari kualitas layanan, dari sisi ketepatan waktu, hingga keamanannya.
Baca Juga: KAI Pastikan Tiket Kereta Api Arus Balik Lebaran Masih Tersedia
“Kami melihat dunia perkeretaapian Indonesia 10 tahun ke belakangan mengalami transformasi yang sangat luar biasa. Kita Melihat dari kualitas layanan, dari sisi ketepatan waktu, safety semua meningkat dengan baik, dan masyarakat sangat mengapresiasi kerja sama antara Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, PT KAI dan PT INKA,” jelas Kartika dalam keterangan resminya, Selasa (10/5).
Untuk itu, pihaknya akan terus mendorong kereta barang dan logistic yang sedang dikembangkan di KAI. Hal ini agar kereta api tidak hanya berfokus kepada penumpang tapi juga berfokus pada barang logistik dan supply chain-nya.
“Kita berharap dengan INKA masuk ke klaster ini, supply chain dari produksi dan maintenance kereta ke depannya bisa dikembangkan secara utuh sehingga kita bisa melakukan lompatan teknologi seperti kereta cepat maupun integrasi teknologi bersama sama di LRT,” ungkap Kartika.
Dengan adanya perjanjian ini nanti, harapannya kerja sama dengan Stadler juga segera dimulai untuk mulai produksi di pabrik PT INKA Banyuwangi. “Kemarin kita sampaikan ke Pak Budi Noviantoro kalau pabrik Banyuwangi ini nanti berkembang juga, bis listrik mulai besar demandnya, produksi bis listrik bisa di Banyuwangi karena dekat dengan logistic, dekat dengan pelabuhan,” pungkasnya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro mengatakan, MoU ini merupakan sinergi BUMN dengan lingkup kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan segala persiapan yang diperlukan untuk pengadaan KRL oleh KAI Commuter dan persiapan produksi KRL oleh PT INKA.
“KAI Commuter berencana akan melakukan pengadaan sarana baru sebanyak 16 rangkaian KRL dengan susunan 12 kereta tiap rangkaiaannya dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan oleh peraturan perundang-undangan perkeretaapian. Harapannya segala persiapan hingga pengiriman pertamanya akan sesuai jadwal yang diperkirakan pada tahun 2024,” tutur Budi.
Lebih lanjut, Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, penandatanganan MoU ini akan menjadi pedoman bersama antara KAI. Dalam hal ini KAI Commuter, dan INKA dalam mempersiapkan rencana pengadaan 16 rangkaian KRL ini dengan baik dan komprehensif serta berlandaskan kepada Good Corporate Governance, termasuk bagaimana memastikan agar pengadaan ini dilaksanakan dengan tepat kualitas dan tepat waktu.
Baca Juga: Penjualan Tiket Kereta Api untuk Arus Balik Capai 100%
“KAI melihat optimisme pemulihan ekonomi ini luar biasa dimana peningkatan pelanggan telah terlihat dengan keterisian okupansi sudah hampir 100%. Hal ini menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat terhadap kebutuhan transportasi publik yang efisien, ramah lingkungan, terjangkau, serta tertib protokol kesehatan,” kata Didiek,
Sejalan dengan kondisi itu, maka rencana pengadaan sarana KRL baru yang akan dilaksanakan KAI Commuter dan INKA ini nantinya tidak terlepas dari pesan Presiden Joko Widodo bagaimana membangun transportasi yang efisien, ramah lingkungan serta mempertimbangkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang akan menjadi standar KAI kedepannya.
Didiek menambahkan, KAI Commuter sebagai operator KRL Jabodetabek dan KRL Yogyakarta-Solo dalam mengoperasikan pelayanan KRL membutuhkan sarana yang andal sebagai modal utama KAI Commuter dalam melayani pelanggan. Dengan target 1,2 juta pengguna tiap harinya, tentunya KAI Commuter memerlukan Sarana KRL yang andal dalam menjalankan operasionalnya untuk memenuhi target tersebut.
“MoU antara KAI Commuter dan PT INKA ini diharapkan bisa mendukung terciptanya operation excellence KAI Commuter yang menjadikan transportasi KRL ramah lingkungan dan efisien” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News