Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk sudah mengambil ancang-ancang untuk menapaki tahun 2015. Perusahaan itu mengalokasikan belanja modal sekitar Rp 1 triliun - Rp 1,5 triliun. Alokasi belanja modal tersebut lebih tinggi daripada belanja modal yang dianggarkan untuk tahun ini, yakni Rp 1 triliun - Rp 1,2 triliun.
Produsen obat ini sudah menyiapkan tiga rencana besar atas penggunaan belanja modal tahun depan. Pertama, memperbesar kapasitas produk farmasi dan produk nutrisi. Perusahaan ini berharap total kapasitas produksi bisa melonjak 30%-50% dari kapasitas produksi saat ini.
Tak heran jika alokasi anggaran untuk ekspansi itu hingga 80% dari total belanja modal. Jika dihitung, berarti nilainya sekitar Rp 800 miliar - Rp 1,2 triliun.
Kedua, meluncurkan 10-15 produk baru. Jenis produk itu adalah produk farmasi, produk kesehatan (consumer health) dan produk nutrisi. Ekspansi ini mendapat jatah 15% dari total belanja modal, atau sekitar Rp 150 miliar hingga Rp 225 miliar.
Ketiga, melanjutkan ekspansi ke pasar Asia Tenggara. Demi memuluskan rencana, perusahaan yang mejeng di Bursa Efek Indonesia dengan kode KLBF ini akan memanfaatkan pabrik anyar di Pulogadung, Jakarta yang beroperasi sejak September 2014. Pabrik yang menelan biaya investasi Rp 250 miliar itu memproduksi obat kanker.
Kalbe Farma berharap, peningkatan penetrasi pasar Asia Tenggara bisa memperbesar kontribusi pendapatan dari luar negeri. "Nanti kami mau tingkatkan lebih dari 5%. Dalam jangka panjang mungkin mencapai 10%," kata Vidjongtius, Direktur Keuangan sekaligus Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma kepada KONTAN, pekan lalu.
Sisa belanja modal
Mengintip laporan keuangan teranyar yang berakhir 30 September 2014, kontribusi penjualan ekspor Kalbe Farma adalah Rp 605,25 miliar. Capaian itu hanya setara 4,74% terhadap total penjualan Rp 12,76 triliun.
Sayang, Vidjongtius belum bisa menyebutkan target pendapatan yang perusahaannya incar di tahun depan. "Baru akan kami susun. Mungkin dalam sebulan lagi kami baru bisa cerita mengenai target pendapatan kami di tahun depan," katanya beralasan.
Vidjongtius optimistis Kalbe Farma mampu merealisasikan target pertumbuhan pendapatan berkisar 11%-13% di tahun ini. Sementara target pertumbuhan laba untuk 2014 adalah 16%-17%.
Jika pendapatan 2013 adalah Rp 16,00 triliun, berarti tahun ini perusahaan itu berharap mengantongi pendapatan Rp 17,76 triliun - Rp 18,08 triliun. Sementara pencapaian laba peroode berjalan 2013 adalah Rp 1,97 triliun. Jadi laba yang diincar tahun ini adalah Rp 2,29 triliun - Rp 2,30 triliun.
Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, Kalbe Farma menyisakan anggaran belanja modal Rp 300 miliar. Perusahaan ini akan memanfaatkan sisa anggaran belanja modal itu untuk menyelesaikan pembangunan pabrik susu dan gudang distribusi.
Asal tahu saja, Kalbe Farma memiliki empat sumber pendapatan yakni penjualan obat resep, penjualan produk kesehatan, dan penjualan nutrisi. Sumber pendapatan terakhir adalah distribusi dan logistik.
Untuk kategori penjualan domestik, distribusi dan logistik adalah penyumbang pendapatan terbesar yakni Rp 4,06 triliun. Nilai itu setara dengan 33,42% dari total penjualan domestik Kalbe Farma, Rp 12,15 triliun.
Sementara untuk kategori pendapatan ekspor, penjualan produk kesehatan menjadi kontributor utama. Kontribusinya Rp 309, 10 miliar terhadap total pendapatan ekspor Rp 605,25 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News