kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kalla Group telah tunjuk penasihat keuangan


Kamis, 22 Agustus 2013 / 07:30 WIB
ILUSTRASI. Eastparc Hotel, perusahaan dari sub-sektor perhotelan asal Yogyakarta yang akan melantai di bursa, telah menetapkan harga penawaran untuk sahamnya.


Reporter: Aceng Nursalim | Editor: Amailia Putri

JAKARTA. Kalla Group kian serius untuk melepas sejumlah anak perusahaan ke papan pencatatan Bursa Efek Indonesia (BEI). Manajemen perusahaan milik keluarga Kalla ini telah menunjuk penasihat keuangan untuk mempersiapkan rencana penerbitan perdana saham (IPO).

Namun, pihak Kalla Group belum mau mengonfirmasi identitas penasihat keuangan yang telah dipilih. "Kami sedang konsolidasi, belum menentukan kapan (akan IPO), jika sudah siap nanti kami informasikan," ujar Andi Asmir, Sekretaris Perusahaan Kalla Group kepada KONTAN, Rabu (21/8).

Andi juga belum mau mengatakan, perusahaan mana yang akan dilepas terlebih dahulu. Namun, sebelumnya, Fatimah kalla, Direktur Utama Kalla Group pernah mengatakan, ada dua perusahaan yang dipersiapkan untuk IPO terlebih dahulu.

Kedua perusahaan itu adalah PT Haka Sarana Investama dan PT Bumi Sarana Utama. Haka Sarana merupakan induk dari sejumlah perusahaan properti milik Kalla Group. Sedang Bumi Sarana adalah perusahaan holding dari divisi usaha konstruksi.

Haka Sarana memiliki lima anak usaha. Masing-masing adalah PT Kalla Inti Karsa, PT Baruga Asrinusa Development, PT Inti Karsa Persada, PT Sahid Makassar, dan PT Trans Kalla Makassar.

Sedangkan Bumi Sarana menaungi empat perusahaan konstruksi Kalla Group. Keempat anak usaha itu adalah PT Bumi Karsa, PT Bumi Sarana Beton, PT Marmer Alam Sulawesi, dan PT Indonesia Green Management. Selain berperan sebagai produsen beton dan aspal, Bumi Sarana juga mengelola proyek pembangunan jalan.

Kalla Group mengincar perolehan dana Rp 500 miliar dari penjualan saham perdana masing-masing dua induk perusahaan itu. Selain konstruksi dan properti, Kalla Group memiliki bisnis yang bergerak di bidang otomotif, transportasi dan logistik, energi, dan bidang keuangan.

Adapun kini Kalla Group mulai merintis bisnis manufaktur, khususnya pabrik pengolahan cokelat. Perusahaan ini bernama PT Kalla Kakao Industri (KKI). Menurut Andi, saat ini, pabrik cokelat debutannya itu sedang dalam tahap pemasangan mesin. Pabrik ini memiliki kapasitas penuh sebanyak 35.000 ton per tahun.

Targetnya, akhir tahun ini pabrik sudah bisa beroperasi. Pabrik ini akan mengolah bijih cokelat menjadi produk hilir berupa bubuk cokelat, pasta, dan butter chocolate.  Andi berharap, ketika beroperasi, pabrik cokelat ini sudah bisa produksi dengan kapasitas penuh. Maklum, belum juga berproduksi, pesanan sudah banjir dari para perusahaan pengolah cokelat kenamaan. Perusahaan cokelat itu antara lain Godiva, Mars, Nestle, dan Kraft.

Sebagian besar cokelat KKI akan diekspor. Adapun yang menjadi negara tujuan adalah Australia, Eropa, China, Timur Tengah, dan India. Andi berharap, dua tahun hingga tiga tahun ke depan, kapasitas produksi KKI bisa meningkat hingga dua kali lipat yakni menjadi 70.000 ton per tahun.
Seperti diketahui, Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah penghasil cokelat terbesar di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×