Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kapal untuk melayani kebutuhan logistik di kepualauan Natuna berangkat hari ini, Selasa (25/10). Kapal yang digunakan adalah KM Caraka Jaya Niaga III-4. Kapal tersebut memiliki bobot besar yaitu 3.000 DWT sehingga diharapkan mampu mengatasi segala kondisi cuaca.
Kapal yang mengangkut logistik berupa kebutuhan bahan pokok-dan alat berat untuk bongkar muat barang, forklift dan alat bantu lainnya diperkirakan tiba di Natuna pada 29 Oktober 2016. Kapal ini akan beroperasi dengan frekuensi kedatangan kapal setiap 14 hari atau 2 kali dalam sebulan dengan rute Jakarta – Natuna – Tarempa – Jakarta.
Model Tol Laut Logistik ini secara bertahap akan diterapkan ke wilayah lain. Ini merupakan program yang digagas Kemenhub dengan skema kerjasama sinergi BUMN yang menyediakan sarana dan prasarana transportasi serta bahan komoditas yang diangkut.
PT Pelabuhan Indonesia II dengan anak perusahaan PT Multi Terminal Indonesia (MTI), PT Pelni dengan anak Perusahaan PT Pelni Logistik dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) membentuk satu konsorsium dengan menggunakan metode mendekatkan gudang ke masyarakat.
Konsorsium tersebut akan menyediakan sarana dan prasarana transportasi untuk mengirim barang kebutuhan pokok sampai ke gudang di Natuna. Distributor di Natuna dapat menjual barang kebutuhan pokok tersebut kepada masyarakat dengan batas harga maksimal 10% dari harga di Jakarta. Sementara, PT Perikanan Nusantara akan menyediakan muatan balik bagi kapal kembali ke Jakarta.
Model tol laut logistik tersebut diyakini dapat menjadi solusi untuk menekan disparitas harga-harga barang di daerah atau pulau terluar, terdalam, terdepan seperti di pulau Natuna. “Ini sebuah terobosan besar. Tol Laut Logistik Natuna ini akan berupaya menekan disparitas harga sehingga masyarakat di Natuna bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau," kata Menteri perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan resmi, Selasa (25/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News