kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.234.000   12.000   0,54%
  • USD/IDR 16.707   10,00   0,06%
  • IDX 8.103   -19,89   -0,24%
  • KOMPAS100 1.121   -1,82   -0,16%
  • LQ45 798   -4,11   -0,51%
  • ISSI 282   0,14   0,05%
  • IDX30 420   -1,69   -0,40%
  • IDXHIDIV20 476   -2,56   -0,53%
  • IDX80 124   -0,29   -0,24%
  • IDXV30 133   -0,96   -0,72%
  • IDXQ30 132   -0,44   -0,33%

Kapan BBM Shell Tersedia Kembali? Ini Penjelasan Terbaru Manajemen Shell


Selasa, 30 September 2025 / 09:56 WIB
Kapan BBM Shell Tersedia Kembali? Ini Penjelasan Terbaru Manajemen Shell
ILUSTRASI. Petugas menunggu calon konsumen di SPBU Shell di Jalan Menteng Raya, Jakarta, Minggu (28/9/2025). ANTARA FOTO/Ika Maryani/bay/foc. Shell Indonesia memastikan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin di SPBU akan kembali secepat mungkin


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Shell Indonesia memastikan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) akan kembali secepat mungkin, seiring dengan pembahasan bisnis terkait impor base fuel yang saat ini masih berlangsung.

President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian mengungkapkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah maupun pemangku kepentingan terkait agar produk BBM bensin kembali hadir di jaringan SPBU Shell. Proses tersebut dilakukan dengan tetap mengacu pada standar keselamatan operasional serta kualitas bahan bakar global Shell.

“Pembahasan business-to-business (B2B) terkait pasokan impor base fuel sedang berlangsung,” ujar Ingrid kepada Kontan, Selasa (30/9).

Baca Juga: Shell Matangkan Penjualan SPBU di Indonesia

Sementara itu, jaringan SPBU Shell tetap melayani pelanggan dengan produk Shell V-Power Diesel, serta layanan lain seperti Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell.

Shell Indonesia menegaskan, informasi lebih lanjut mengenai ketersediaan bensin akan diumumkan melalui kanal resmi perusahaan, termasuk situs web, aplikasi Shell Asia, layanan pelanggan, serta media sosial.

“Kami berterima kasih atas kesetiaan pelanggan kami,” tutup Ingrid.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan empat dari lima badan usaha (BU) swasta pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) telah mencapai kesepakatan bisnis (business to business/B2B) dengan PT Pertamina (Persero) terkait pasokan BBM impor tambahan. Hanya tersisa satu BU swasta yang belum meneken kesepakatan hingga Rabu (24/9) malam.

Juru Bicara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dwi Anggia menyampaikan, seluruh syarat teknis maupun administrasi sudah dipenuhi Pertamina.

"Semua persyaratan sudah dipenuhi oleh Pertamina, karena harusnya kalau memang niat baik untuk menyelesaikan masalah ini agar masyarakat bisa terlayani, ya sudah langsung harusnya segera laksanakan B2Bnya dan barang bisa disalurkan segera. Karena barangnya sudah ada di Indonesia," kata Anggia di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (26/9).

Menurut Anggia, kuota impor tambahan untuk SPBU swasta sudah tiba di Indonesia pada 24 September 2025. BBM tersebut telah memenuhi standar spesifikasi internasional, melalui uji Lemigas serta mekanisme joint surveyor.

Anggia menegaskan, Pertamina tidak mengambil keuntungan dalam kondisi saat ini.

“Yang penting jadi prioritas kita sekarang adalah untuk memberikan barangnya ada di masyarakat, untuk melayani konsumen,” katanya.

Meski empat BU swasta sudah sepakat, mekanisme penyaluran tetap bergantung pada kesepakatan masing-masing pihak dengan Pertamina.

Adapun, PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) sepakat untuk melakukan proses BtoB dengan Pertamina Patra Niaga (PPN). Dari 100 ribu barel (MB) kargo impor yang ditawarkan, Vivo menyerap 40 MB untuk melayani kebutuhan konsumennya. 

Dengan niat baik, transparansi serta sesuai dengan good corporate governance PPN dan Vivo berkomitmen  memastikan ketersediaan BBM serta distribusi energi dan memberikan pelayanan kepada  masyarakat.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun menyampaikan apresiasi atas langkah bersama ini.

“Kami menyambut baik semangat kolaborasi yang terjalin dengan Vivo. Kebijakan ini bukan sekadar soal impor BBM, melainkan tentang bagaimana semua pihak bekerja sama memastikan energi tersedia dan masyarakat dapat terlayani dengan sangat baik,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (26/9).

Lebih lanjut, Roberth menambahkan mekanisme penyediaan pasokan kepada Vivo dengan menggunakan prosedur sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Harapan kami, dengan niat baik ini Vivo dapat berkolaborasi, dengan tetap menghormati aturan dan aspek kepatuhan yang berlaku di BUMN,” jelas Roberth.

Baca Juga: Pasokan BBM untuk SPBU Swasta dari Pertamina Sudah Tiba di Tanah Air

Selanjutnya: Laba BRI Turun 9,9% Menjadi Rp 32,6 Triliun per Agustus 2025

Menarik Dibaca: 10 Strategi Keuangan Setelah Menikah Agar Rumah Tangga Tetap Bahagia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×