Reporter: Epung Saepudin | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Adanya dugaan terjadinya kartel harga semen membuat Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) ikut buka suara. James Riady, Wakil Ketua Umum KADIN bidang properti dan industri mengatakan, kenaikan harga semen yang tidak wajar di pasaran akan membuat sektor properti semakin sulit untuk bangkit dari keterpurukan.
Dia memprediksi, jika harga semen tak kunjung stabil, maka berbagai proyek properti bakal mangkrak terutama proyek seperti rumah susun sederhana dan rusunami yang penggunaan semennya cukup tinggi. "Untuk properti kelas menengah mungkin tak terlalu besar efeknya hanya dari sisi harga yang akan naik. Tapi untuk proyek seperti rumah sangat sederhana dan rusunami sangat besar pengaruhnya karena hampir 50%-60% persen semen berkontribusi untuk tiap unit yang dibangun," ujarnya di Jakarta, Kamis (4/6).
Teguh Satria, Ketua Real Estate Indonesia (REI) menilai, kenaikan harga semen yang tak wajar itu menjadikan pengembang ogah membangun properti. Sebab, meski sudah melakukan berbagai efisiensi, para pengembang hanya mendapat marjin keuntungan yang tipis. "Apalagi dengan harga yang sudah dipatok pemerintah seperti Rumah Sangat Sederhana sebesar Rp 55 juta dan rusunami Rp 115 juta, membuat pengembang berhitung ulang," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News