Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
Erick mencatat bahwa Antam sebagai perusahaan tambang emas pelat merah tidak memiliki tambang baru, padahal Antam memiliki cukup banyak karyawan yang hingga menembus 1.000 orang.
"Karena itu kita kemarin mengirim surat ke menteri ESDM (Arifin Tasrif) sebagai perusahaan BUMN. Dan sudah di koordinasi juga dengan kepala BPKM, agar lokasi yang sudah diterima diberikan Freeport kepada Negara diprioritaskan kepada BUMN untuk masuk dalam pengelolaan emas itu," terangnya.
Baca Juga: Harga emas Antam hari ini turun Rp 2.000 ke Rp 1.007.000 per gram, Rabu (23/9)
Dengan begitu, secara konkret Antam bukan hanya mini trading company tetapi juga perusahaan tambang emas. Erick bilang, sangat menyakitkan dalam posisi Antam yang tidak memiliki tambang emas baru, sementara prospek emas di Indonesia menjadi salah satu suplai yang besar dan dalam kondisi seperti ini harga emas sangat baik "Karena itu kita memberanikan diri juga masuk ke lahan eks Freeport itu," tandasnya.
Merujuk pada pemberitaan Kontan.co.id, untuk mencapai kesepakatan dalam mendapat kelanjutan operasi berupa Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), PTFI mesti menaati sejumlah persyaratan.
Salah satunya ialah penyusutan atau pelepasan luas wilayah kerja yang mencapai 58% dari 212.950 hektare menjadi 90.360 hektare.
Pada 2 Juli 2015, PTFI pun mengembalikan sejumlah blok tembaga dan emas ke negara. Satu di antaranya adalah Blok Wabu, yang ditaksir memiliki potensi tembaga 4,3 juta ores, dan kandungan kualitas emas yang cukup bagus dengan 2,47 gram per ton.
Terpisah, berdasarkan informasi yang sampai kepada Kontan.co.id, potensi sumberd aya emas di Blok Wabu disebut cukup besar, yakni mencapai 8,1 juta troi ons bijih emas. Nilainya ditaksir mencapai sekitar US$ 14 miliar.
"Biasanya margin perusahaan tambang sekitar 30% dari pendapatan. Jadi kalau itu potensinya US$ 14 miliar, margin 30%, berarti (laba yang berpotensi diraih) sekitar US$ 4,2 miliar," sebut sumber Kontan.co.id tersebut, Rabu (23/9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News