kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.940.000   35.000   1,84%
  • USD/IDR 16.295   40,00   0,25%
  • IDX 7.064   -1,49   -0,02%
  • KOMPAS100 1.024   -0,86   -0,08%
  • LQ45 796   0,19   0,02%
  • ISSI 225   0,12   0,05%
  • IDX30 416   -0,53   -0,13%
  • IDXHIDIV20 493   -0,68   -0,14%
  • IDX80 115   -0,17   -0,14%
  • IDXV30 118   -0,32   -0,27%
  • IDXQ30 136   -0,37   -0,27%

KCI wajibkan KRL dikosongkan setelah tiba di stasiun akhir, kenapa?


Selasa, 30 Juni 2020 / 14:57 WIB
KCI wajibkan KRL dikosongkan setelah tiba di stasiun akhir, kenapa?
ILUSTRASI. Petugas menggunakan face shield dan masker di Stasiun Kota Bogor, Selasa (9/6/2020). Pihak stasiun menerapkan protokol kesehatan kepada petugas dan penumpang KRL commuter line untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mencatat jumlah pengguna KRL semakin meningkat setiap pekannya sejalan dengan pembukaan kembali berbagai sektor perekonomian pada masa PSBB Transisi.

Pada Senin (29/6) kemarin, jumlah pengguna KRL kembali mencatatkan rekor tertinggi di masa pandemi Covid-19 yaitu sebanyak 393.498 pengguna. Adapun, jumlah ini meningkat 10% dibandingkan dengan pada Senin pekan lalu.

VP Corporate Communications KCI Anne Purba menjelaskan, berdasarkan hasil dari pengamatan petugas di sejumlah stasiun dan keluhan yang disampaikan pelanggan, banyak penumpang orang yang naik KRL ke stasiun-stasiun yang menjadi titik pemberangkatan.

Baca Juga: Waduh, jumlah pengguna KRL Jabodetabek naik 9% hari ini

"Padahal stasiun tujuan mereka berada di arah sebaliknya. Mereka naik KRL ke arah yang sesungguhnya berlawanan dengan stasiun tujuannya agar dapat naik kereta dengan cepat tanpa harus mengikuti penyekatan dan antrean pengguna di stasiun," kata Anne melalui keterangan resmi, Selasa (30/6).

Sebagai contoh, pada pagi hari sejumlah orang dengan tujuan akhir Stasiun Gondangdia naik dari Stasiun Cilebut. Namun bukannya menunggu kereta di peron arah ke Jakarta Kota, mereka menunggu kereta di peron arah ke Bogor yang tidak ada penyekatan karena memang arah tersebut berlawanan dengan pola pergerakan mayoritas penumpang pada jam sibuk.

Selain itu, para penumpang kemudian menaiki kereta arah ke Bogor yang memang kosong. Sesampainya di Stasiun Bogor, mereka tetap duduk, tidak turun dari kereta dan langsung menunggu kereta berangkat kembali ke arah Jakarta Kota.

Menurutnya, kondisi serupa terjadi pada sore hari, pengguna dengan tujuan Bogor atau Bekasi ada juga yang memilih untuk naik kereta tujuan Jakarta Kota lebih dahulu. Di Stasiun Jakarta Kota, mereka menunggu di dalam hingga kereta berangkat kembali ke arah sesuai stasiun tujuannya.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×