kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.819.000   -7.000   -0,38%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Kebakaran Smelter Tak Bisa Jadi Alasan Freeport Minta Perpanjang Ekspor


Kamis, 05 Desember 2024 / 17:48 WIB
Kebakaran Smelter Tak Bisa Jadi Alasan Freeport Minta Perpanjang Ekspor
ILUSTRASI. Kebakaran di smelter tembaga Gresik tidak bisa dijadikan alasan Freeport Indonesia untuk mendapatkan izin perpanjangan ekspor konsentrat tembaga.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan insiden kebakaran di smelter tembaga Gresik pada Senin (14/10) lalu, tidak bisa dijadikan alasan PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk serta-merta mendapatkan izin perpanjangan ekspor konsentrat tembaga.

"Sekarang di Freeport lagi ada trouble dikit di Asam Sulfatnya, kalau tidak salah ya. Lagi mengajukan proposal untuk ekspor konsentrat. Saya bilang, tunggu dulu, harus kita bicara jelas. Berapa lama ini kerjanya?" kata Bahlil dalam sambutannya dalam acara Indonesia Mining Summit 2024, yang dilaksanakan di Jakarta, Rabu (04/12).

Menurut dia, alasan ini dikhawatirkan malah membuat Freeport seolah-olah ingin terus mengekspor bahan mentah dari tembaga.

Baca Juga: Smelter Belum Beroperasi, Freeport Minta Perpanjangan Izin Ekspor

"Jangan sampai ini dianggap nanti Freeport alasan untuk ekspor raw material terus, karena untung daripada smelter tidak terlalu banyak," tambah Bahlil.

Terkait permintaan relaksasi impor ini juga diamini  oleh Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas. Menurutnya, relaksasi ini diperlukan karena pihaknya memerlukan fleksibilitas selama smelter belum beroperasi.

"Karena kita kan smelternya terjadi kecelakaan kebakaran, sehingga memang harus berhenti dulu. Memang diperlukan fleksibilitas untuk bisa ekspor di tahun 2025 sampai dengan smelter itu beroperasi kembali," jelas Tony saat ditemui dalam acara yang sama.

Terkait dengan permintaan ini, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Winarno mengakui pihaknya telah menerima permintaan perpanjangan, namun pihak kementerian masih menunggu hasil penyelidikan dari tim investigasi.

"Yang jelas kan ada tim investigasi. Dari kepolisian juga ada, dari keselamatan juga ada. Nanti hasilnya seperti apa, kan antara disengaja tidak, akan ketahuan," jawabnya.

Baca Juga: Smelter Tembaga Baru Pulih Pertengahan 2025, Freeport Indonesia Minta Keringanan

Asal tahu saja, Freeport Indonesia (PTFI) yang digerakan anak usahanya, PT Smelting saat ini telah memiliki smelter tembaga dengan Design Single Line terbesar di dunia yang mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun dengan biaya investasi mencapai Rp 56 triliun. 

Adapun, permintaan perpanjangan ekspor konsentrat tembaga bukanlah yang pertama kali dilakukan Freeport, sebelumnya dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 6 tahun 2024, pemerintah telah memperpanjang izin ekspor konsentrat tembaga Freeport pada pertengahan Juni 2024 hingga 31 Desember 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×