kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kebanjiran impor dari China, produk tekstil lokal tak terserap


Kamis, 05 September 2019 / 23:07 WIB
Kebanjiran impor dari China, produk tekstil lokal tak terserap
ILUSTRASI. Pameran Indo Intertex


Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebanjiran impor dari China, produk tekstil dan produk tekstil (TPT)  tidak bisa terserap pasar lokal. Ketua Umum IKATSI (Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia) Suharno Rusdi bilang, saat ini ada sekitar 1,5 juta bal benang dan 970 juta meter kain stok yang menumpuk di gudang industri karena tidak terjual.

Rusdi menyayangkan upaya dari kelompok pro importir yang menyatakan bahwa kondisi tekstil tengah baik-baik saja.

“Cobalah jalan-jalan ke daerah Bandung Selatan, Bogor dan beberapa wilayah sentra produksi tekstil” ungkap Rusdi dalam keterangan pers yang diterima Kontan.co.id, Senin (2/9).

Kondisi industri TPT yang lesu juga diungkapkan oleh Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) DKI Jakarta Irwandy MA Rajabasa. Berdasarkan informasi yang disampaikan anggotanya, benang dan kain impor murah membanjiri pasar sehingga penjualan mereka menurun.

Baca Juga: Pengusaha tekstil Indonesia jajaki peningkatan kerjasama dengan pengusaha AS

Lesunya industri TPT mengakibatkan beberapa perusahaan terpaksa merumahkan karyawannya. Berdasar informasi yang dihimpun Kontan.co.id,  Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (DPN-FKSPN) Ristadi menyebutkan setidaknya sudah ada 40.000 karyawan yang dirumahkan. 

Melihat kondisi ini, Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) meminta pemerintah untuk sepenuhnya mendukung pengenaan safeguard untuk produk TPT. Sekretaris

Jenderal APSyFI Redma Gita Wirawasta bilang  APSyFI dan API sepakat bahwa safeguard harus segera dilakukan untuk menyelamatkan industri TPT.

“Kalau importir kan cuma bisa pikir impor barang murah, jual dan dapat profit, kalau kita sebagai produsen kan pikirkan  tenaga kerja, bayar BPJS, bayar pajak, bayar listrik efek kontribusi ekonominya kan jauh lebih tinggi” tegas Redma dalam keterangan pers yang diterima Kontan.co.id.

Baca Juga: Makin terdesak, industri tekstil harapkan kebijakan instan

Semetara itu, Wakil Sekretaris API Jawa Barat Rizal Tanzil melihat saat ini seluruh pemain dari hulu ke hilir sudah mulai kompak. Terkait safeguard, ia bilang beberapa jenis produk sudah  disampaikan usulannya ke Kementerian Perdagangan. Diharapkan kementerian terkait lainnya bisa memberikan dukungan serupa.  

Menurutnya, pembenahan sektor TPT dapat menjadi langkah strategis bagi pemerintah untuk menjadikan neraca perdagangan kembali positif dan mencegah dampak buruk ekonomi makro lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×