kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kebutuhan garam industri terus melonjak


Selasa, 14 Oktober 2014 / 17:27 WIB
Kebutuhan garam industri terus melonjak


Reporter: Handoyo | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kebutuhan garam untuk industri diproyeksi akan terus meningkat. Setiap tahun, kebutuhan garam untuk industri diproyeksi akan tumbuh sekitar 50.000 ton. Salah satu faktor yang mengakibatkan peningkatan tersebut adalah tumbuhnya industri pangan nasional.

Sudarto, Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan, salah industri pangan yang mengalami pertumbuhan adalah disektor minuman isotonik. "Disektor farmasi juga mengalami pertumbuhan," kata Sudarto, Selasa (14/10).

Melihat potensi penyerapan garam yang masih akan terus tumbuh tersebut, Sudarto bilang dalam waktu dekat Indonesia masih belum dapat terbebas dari impor. Hal ini tidak lain dikarenakan oleh produksi garam lokal yang masih terbatas.

Mengutip data Kemenperin, total kebutuhan garam dalam negeri baik untuk konsumsi langsung maupun industri terus meningkat. Tahun 2009 total kebutuhan garam mencapai 2,96 juta ton, sementara tahun 2013 naik menjadi 3.87 juta ton. Catatan saja, kebutuhan garam untuk industri pangan dan non pangan tahun lalu mencapai 2,32 juta ton.

Sementara itu, dari sisi produksi tidak menunjukkan perkembangan yang berarti. Tahun 2009 produksi garam dalam negeri tercatat sebanyak 1,37 juta ton, sementara tahun 2013 lalu hanya 1,08 juta ton. Tahun inipun juga diproyeksi menyusut hingga 20% dibandingkan tahun lalu lantaran panen garam yang pendek.

Untuk impor garam sendiri volumenya terus berfluktuasi. Tahun 2009 impor garam tercatat sebanyak 1,73 juta ton, untuk mencukupi kebutuhan konsumsi sebanyak 99.754 ton dan industri 1,63 juta ton. Sementara itu pada tahun 2013 lalu impor garam mencapai 2,02 juta ton, terdiri dari 277.475 ton untuk konsumsi dan 1,74 juta ton untuk industri.

Wakil Menteri Perindustrian, Alex SW Retraubun mengatakan, setidaknya ada beberapa cra untuk meningkatkan produksi dan mengeliminir impor. Pertama, ekstensifikasi lahan garam. Kedua intensifikasi lahan garam rakyat yang sudah beroperasi. Ketiga, intensifikasi lahan penggaraman yang dimiliki oleh PT Garam.

Selama ini, produksi garam yang dihasilkan di dalam negeri 80% dari rakyat. Kualitas produk yang dihasilkan juga masih belum maksimal karena tingkat kekotrannya masih tinggi. Sehingga bila harus diproses lagi akan terjadi penyusutan hingga 30%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×