kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kebutuhan gula diproyeksi capai 5,7 juta ton


Rabu, 11 Januari 2017 / 18:51 WIB
Kebutuhan gula diproyeksi capai 5,7 juta ton


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) telah menerbitkan izin impor gula mentah atau raw sugar untuk 11 perusahaan sebesar 1,5 juta ton. Izin impor gula ini diberikan untuk semester-I 2016. Pada semester-II 2016, Kemdag akan membuka kembali lagi izin impor gula.

Ini mengingat proyeksi kebutuhan gula industri tahun 2017 menurut Kemdag sebesar 3,5 juta ton. Sebagai perbandingan, sepanjang 2016, Kemdag telah mengeluarkan izin impor gula sebanyak 3,22 juta ton.

Sementera itu, kebutuhan gula konsumsi pada tahun 2017 diproyeksikan 2,7 juta ton, sementara produksi gula konsumsi tahun 2016 hanya 2,2 juta ton. Artinya ada kekurangan 400.000 ton kebutuhan gula konsumsi yang harus dipenuhi pemerintah.

Namun pada tahun 2017, produksi gula konsumsi diprediksi mencapai 2,4 juta ton atau 2,5 juta ton bila cuaca membaik. Kendati begitu kebutuhan gula konsumsi masih saja belum terpenuhi. Artinya total kebutuhan gula pada tahun 2017 sebesar 5,7 juta ton.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, pihaknya akan mendorong peningkatakan produksi gula pada tahun ini agar dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain itu, untuk mendorong peningkatkana produksi, pihaknya akan melakukan kontrol ketat pada gula impor untuk industri agar tidak merembes ke pasar tradisional.

Berdasarkan temuan Kemdag, rata-rata 200.000 ton hingga 300.000 ton gula mentah untuk industri makanan dan minuman merembes ke gula kebutuhan konsumsi. Kondisi ini tentu saja merugikan petani karena harga gula konsumsi produksi lokal akan jatuh.

Untuk itu, Enggar berjanji akan melakukan kontrol ketat pada 11 importir gula yang sudah mendapatkan izin. "Pemerintah akan mengikuti alur distribusi gula impor, sekarang mekanismenya sedang kami rumuskan," ujar Enggar, Rabu (11/1).

Kemdag saat ini tengah mengkaji perubahan sistem distirubsi gula industri agar tidak bocor lagi ke pasar tradisional. Bagi importir gula yang terbukti membocorkan distirubusi gula ke pasar tradisional akan dicabut izinnya.

Untuk semester kedua, Enggar masih belum mau menyebutkan berapa volume impor gula yang akan diterbitkan untuk kebutuhan industri, menggingat produksi gula dalam negeri masih belum mampu memenuhi kebutuhan gula industri.

Rendahnya produksi gula dalam negeri, lanjut Enggar, disebabkan sejumlah hal. Salah satunya adalah rendahnya rendemen gula. Seperti diketahui rendemen produksi gula rata-rata 6% bahkan kerap menyentuh 5%. Karena itu, pemerintah tengah mengkaji mendirikan sejumlah pabrik gula baru agar dapat memperbaiki rendemen gula. Kedua Enggar bilang, pemerintah juga akan mendorong peningkatan produktifitas gula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×