Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menghadapi tahun 2019, produsen enamel dan kaleng, PT Kedaung Indah Can (KICI) Tbk, lakukan efiseinsi bahan baku. Ini menjadi salah satu strategi KICI menghadapi pasar global maupun domestik yang berat akibat perang dagang dan kondisi politik.
"Kami mencari bahan baku yang lebih ekonomis," kata Direktur Kedaung Indah Can, Hadi Muiyono dalam pemaparan publik, Jumat (18/6). Selama ini bahan baku produk enamel menggunakan coated steel (gulungan steel), sementara produk kaleng menggunakan tin plat.
Hadi bilang, saat ini perusahaan mencari bahan baku yang lebih ekonomi dari negara tertentu, seperti China. Menurutnya, harga bahan baku dari negara tersebut lebih kompetitif daripada harga dari produsen lokal. Akan tetapi, perusahaan tetap mempertimbangkan biaya masuk dari negara tersebut.
Sedikit gambaran, kinerja Kedaung Indah Can sepanjang 2018 memang tidak terlalu memuaskan. Perusahaan mencatatkan rugi sebesar Rp Rp 873,74 juta, padahal tahun 2017 perusahaan laba Rp 7,94 miliar. Pendapatan perusahaan pun ikut turun 23% menjadi Rp 86.92 miliar.
Hadi mengatakan efisiensi tidak hanya dilakukan terhadap bahan baku, tetapi juga tenaga kerja, dan energi. Ini dilakukan untuk meraih target penjualan yang tumbuh hingga 15%.
Selain melakukan berbagai efisiensi, perusahaan berusaha menggenjot penjualan melalui ekspor produk. Adapun pasar yang disasar sejauh ini adalah pasar enamel Amerika.
Perusahaan juga berusaha membaca keinginan pasar dengan melakukan berbagai inovasi produk. Hadi bilang, KICI saat ini memproduksi program yang beragam mulai dari panci hingga dog bowl. Ke depannya perusahaan akan menambah variasi produk yang lebih beragam sesuai kebutuhan pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News