kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45929,87   8,42   0.91%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kehadiran GoTo akan jadi jembatan penguatan ekonomi digital


Kamis, 20 Mei 2021 / 21:44 WIB
Kehadiran GoTo akan jadi jembatan penguatan ekonomi digital
ILUSTRASI. Kehadiran GoTo akan jadi jembatan penguatan ekonomi digital


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Super ekosistem GoTo yang tercipta berkat kolaborasi bisnis antara Gojek dan Tokopedia dinilai tidak akan mendominasi pasar digital di Indonesia. Aksi korporasi seperti itu justru dibutuhkan untuk menjadi jembatan bagi penguatan ekonomi digital Indonesia, terutama bagi sektor UMKM. 

Kehadiran GoTo juga akan menciptakan daya saing ekonomi digital Indonesia dalam menghadapi serbuan produk-produk  asing yang memanfaatkan platform digital asing. Contohnya Grup Shopee dan Grab, dua entitas asal China dan Malaysia yang juga agresif menggempur pasar Indonesia. 

Kepala Center of Innovation and Digital Economy Indef, Nailul Huda, mengatakan kolaborasi Gojek dengan Tokopedia merupakan aksi korporasi biasa untuk saling mengisi dan memperkuat bisnis masing-masing.

Melalui kolaborasi ini diharapkan pasar akan semakin meluas dan aktivitas ekonomi melalui ekosistem GoTo Group semakin efisien. Strategi yang dikembangkan GoTo akan memberikan banyak manfaat bagi sektor UMKM dan juga para konsumennya. 

Baca Juga: Gubernur BI dan Menkeu Dukung GoTo Jadi Pendorong Ekonomi Digital

”GoTo  ingin membentuk sebuah ekosistem yang paling komplit dan kompleks. Ketika sebuah perusahaan berhasil membentuk ekosistem kompleks dan variatif, dampaknya valuasi ekonominya akan meningkat. Dengan nilai valuasi yang tinggi dan ekosistem kuat maka fundamental bisnis GoTo juga makin kokoh,” ungkapnya dalam press rilis, Kamis (20/5).

Nailul bilang, kekuatan fundamental diperlukan oleh semua perusahaan, termasuk GoTo Group untuk menjamin keberlanjutan bisnisnya dalam  jangka panjang. Karena meskipun telah membentuk sebuah super ekosistem, GoTo harus tetap berkompetisi dengan para kompetitornya masing-masing.

Menurutnya, Gojek masih tetap harus berkompetisi dengan Grab dan munculnya aplikator ride-hailing lainnya seperti Bonceng, Anterin, Maxim, dan lainnya. Begitu pun Tokopedia yang saat ini berkompetisi secara ketat di bisnis e-commerce terutama dengan Shopee. 

Baca Juga: Kuasai 23% saham, Softbank benamkan US$ 60 juta di anak usaha Axiata: ADA

Dengan tingkat persaingan yang sangat terbuka tersebut maka kehadiran GoTo tidak serta merta akan menciptakan dominasi pasar. Menurut Nailul, terlalu jauh menyamakan kehadiran GoTo di Indonesia dengan dominasi Alibaba Group di China yang kemudian menciptakan monopoli.

”Saya rasa (kolaborasi GoTo) tidak akan mengarah monopoli melainkan penguasaan pangsa pasar. Tidak akan terjadi monopoli seperti Alibaba walaupun semua perusahaan teknologi pasti ingin sebesar Alibaba. Untuk GoTo, kolaborasi ini akan meningkatkan kemampuan bersaing di tingkat ASEAN dan domestik yang akan semakin ketat,” terangnya.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×