kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kejar laba tahun ini, VIVA padukan platform televisi free to air dan digital


Rabu, 29 Mei 2019 / 20:36 WIB
Kejar laba tahun ini, VIVA padukan platform televisi free to air dan digital


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) harus menghadapi tahun 2018 secara sulit. Pada kuartal I 2019 saja, VIVA mengalami penurunan pendapatan dibanding periode yang sama tahun lalu dari Rp 625,51 miliar menjadi Rp 522,96 miliar

Presiden Direktur VIVA Anindya Novyan Bakrie mengungkapkan televisi free to air (FTA) harus mampu mempertahankan bisnis secara berdampingan. “Asalkan, televisi FTA bisa menyajikan konten menarik dan relevan yang dapat dinikmati di berbagai platform,” katanya pada Rabu (29/5).

Neil R Tobing, Sekretaris Perusahaan VIVA menambahkan setidaknya tahun ini capaian pendapatan perusahaan itu bisa menyamai apa yang dicapainya di tahun 2017.

Di tahun 2017, VIVA mencatat perolehan pendapatan sebesar Rp 2,77 triliun sementara pada tahun 2018 lalu, pendapatan VIVA sebesar Rp 2,4 triliun. “Bottom line target kami positif,” tambahnya.

Upaya VIVA untuk melakukan diversifikasi konten melalui berbagai media seperti Youtube. Lewat digital, TV One menjadi kanal yang paling banyak memiliki subscriber sebesar 2,3 juta. Adapun ANTV sebanyak 925 ribu subscriber dan viva.co.id sebanyak 380,7 ribu.

Tahun ini industri televisi FTA diperkirakan tumbuh 2% sampai 3%. VIVA menargetkan agar pihaknya bisa tumbuh lebih besar dibandingkan industri.

VIVA juga berharap tahun ini TV One bisa kembali menjadi televisi berita yang dipilih oleh penonton. Belum lama ini, adanya ketidakstabilan politik yang mengakibatkan adanya aksi massa di depan Bawaslu sukses mengerek share TV One. “Saat itu kita melewati TV yang menayangkan entertainment,” tambah Neil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×