Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Integra Indocabinet Tbk optimistis kinerjanya masih bisa melaju kencang tahun ini. Hingga tutup tahun nanti, emiten produk kayu berkode saham “WOOD” tersebut mengejar pertumbuhan penjualan sebesar 20% dibanding realisasi tahun 2019 lalu.
Sebagai gambaran, sebelumnya WOOD mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 2,13 triliun di sepanjang tahun 2019 lalu. Dus, hitungan Kontan.co.id, dengan asumsi pertumbuhan sebesar 20%, maka WOOD membidik penjualan bersih sebesar Rp 2,56 triliun.
Optimisme WOOD bukannya tanpa alasan. Corporate Secretary and Head of Investor Relations WOOD Wendy Chandra mengatakan, permintaan produk-produk furnitur serta bahan bangunan atau building component di pasar Amerika Serikat berpeluang meningkat di semester kedua.
Baca Juga: Terdorong IA-CEPA, PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) Memacu Penjualan ke Australia
Lantaran stok gudang para pembeli sudah semakin menipis di akhir semester I 2020 akibat intensitas pembelian yang berkurang pada beberapa waktu sebelumnya.
Dalam geliat pasar tersebut, sambung Wendy, produk-produk furnitur dan building component buatan Indonesia berpeluang untuk lebih dilirik oleh pembeli, sebab barang-barang dari China yang selama ini menjadi kompetitor terbesar sudah tidak sekompetitif sebelumnya.
Akibat terkena tarif, kebijakan antidumping, serta bea masuk antisubsidi (countervailing duty) oleh AS di tengah perang dagang yang berlangsung.
Peluang inilah yang ingin dimanfaatkan oleh perusahaan. Apalagi, ceruk pasar yang bisa direbut cukup besar.
Untuk produk furnitur kayu saja misalnya, Wendy mencatat bahwa China menguasai pangsa pasar (market share) sebesar 26,3% pasar AS di tahun 2019, sementara market share produk-produk Indonesia baru mencapai 3,9% di tahun yang sama.
“China sendiri merupakan eksportir furnitur terbesar ke pasar AS, Indonesia sendiri market share-nya masih kecil, jadi potensi WOOD untuk meningkatkan market share masih sangat besar,” kata Wendy kepada Kontan.co.id. Kamis (6/8).
Untuk diketahui, penjualan ekspor ke pasar AS memang memiliki kontribusi yang cukup besar dalam total penjualan bersih WOOD. Untuk periode semester I 2020 lalu misalnya, porsi kontribusi penjualan ekspor ke AS tercatat menyumbang sekitar 76% dari total penjualan bersih WOOD.
Baca Juga: Begini kiat Integra Indocabinet (WOOD) memperkuat penjualan ekspor di tahun 2020
Sementara itu, sekitar 14% penjualan sisanya berasal dari penjualan ke pasar domestik serta beberapa tujuan ekspor di wilayah Asia dan Eropa.
Wendy berujar, sejauh ini WOOD belum berencana untuk membidik target ekspor baru. Sebaliknya, menimbang peluang yang ada, berencana masih memfokuskan penjualan ke pasar AS. “Namun tidak menutup kemungkinan untuk menyasar pasar lainnya,” tambah Wendy.
Untuk mengejar target penjualan, WOOD akan mengerek kapasitas produksi yang dimiliki dengan menambah mesin-mesin produksi yang dimiliki secara perlahan.
Sayangnya, Wendy masih enggan merinci seberapa besar penambahan kapasitas produksi maupun investasi yang digelontorkan dalam agenda ekspansi tersebut.
Mengintip laporan tahunan perusahaan untuk tahun 2019, WOOD diketahui kapasitas produksi millwork sebesar 113.520 meter kubik/tahun.
Selain itu, WOOD juga tercatat telah menuntaskan lini produksi wooden blind sebesar 13.200 meter kubik/tahun dan meningkatkan kapasitas produksi plywood menjadi sebesar 44.000 meter kubik/ tahun di tahun 2019.
Asal tahu, millwork dan wooden blind merupakan produk baru yang mulai diluncurkan tahun 2019. Dengan selesainya fasilitas produksi tersebut, kapasitas produksi building component Perseroan bertambah hingga mencapai 213.720 meter kubik/tahun di akhir tahun 2019.
Baca Juga: Potensi Pasar Integra Indocabinet Membesar, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham WOOD
Sepanjang Januari - Juni 2020 lalu, penjualan bersih WOOD tumbuh double digit sebesar naik 16% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,13 triliun.
Artinya, berdasarkan hitungan Kontan.co.id, realisasi penjualan bersih WOOD di semester pertama sudah mencapai sekitar 44,23% dari target penjualan WOOD untuk tahun ini.
Meski begitu, laba bersih WOOD tercatat mengalami penurunan sebesar 7,69% yoy dari semula Rp 123,06 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 113,59 miliar di semester I 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News