Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Chevron Pacific Indonesia akan melakukan uji coba lapangan injeksi surfactant di Lapangan Minas pada Oktober mendatang. Uji coba yang memakan waktu selama enam bulan tersebut bertujuan menyedot lebih banyak minyak dari Lapangan Minas. Seperti diketahui, Lapangan Minas memiliki cadangan minyak sebesar 4,1 miliar barel.
Yanto Sianipar, Vice President Policy, Government, and Public Affairs Chevron Pacific mengatakan, saat ini produksi minyak dari Lapangan Minas yang mulai diproduksi 1962 silam hanya mencapai 70.000 barel per hari (bph).
Padahal, produksi minyak di tahun-tahun sebelumnya mencapai 350.000 bph. "Injeksi surfactant adalah langkah awal untuk meningkatkan produksi minyak," ujarnya ke KONTAN, Senin (17/9).
Seperti diketahui, Lapangan Minas adalah salah satu lapangan minyak terbesar di Indonesia. Hingga saat ini, dari lapangan itu telah menghasilkan 4,6 miliar barel minyak dari total oil in place sebesar 8,7 miliar barel. Penurunan produksi dari 350.000 bph menjadi 70.000 bph mulai berlangsung sejak 1996 silam.
Penurunan produksi tersebut membuat Chevron Pasifik berupaya menerapkan teknologi enhanced oil recovery (EOR) di lapangan tersebut. Nah, langkah awal sebelum menerapkan EOR, perlu injeksi surfactant.
Perlu diketahui, surfactant adalah sejenis bahan kimia yang berfungsi seperti sabun yang mengurangi kerekatan minyak pada bebatuan sehingga diharapkan mampu mengangkat minyak lebih banyak.
Yanto bilang, proyek EOR membutuhkan waktu panjang, yakni enam bulan hingga 12 bulan ke depan, sebelum dilakukan uji coba injeksi surfactant. "Selanjutnya, kami harus mengevaluasi lagi hasil uji coba tersebut. Masih ada tahapan lain yang harus kami lalui sebelum meningkatkan produksi minyak di Lapangan Minas," imbuhnya.
Widhyawan Prawiraatmadja, Deputi Perencanan Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), menjelaskan, setelah evaluasi injeksi surfactant ke dalam zona minyak memperoleh hasil yang positif, tahapan selanjutnya adalah penetapan proyek pilot yang membutuhkan waktu sekitar dua hingga lima tahun.
Setelah proyek pilot usai, barulah dalam rentang waktu lima sampai 10 tahun ke depan diharapkan seluruh proyek EOR dapat berkontribusi pada peningkatan produksi minyak. "Kami harap pada 2020 mendatang, produksi Chevron dari seluruh lapangan yang mereka operasikan, bisa seperti tahun 1996, mencapai 1 juta bph," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News