Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pelaku industri semen dihadapkan dengan masalah berlimpahnya pasokan (oversupply) semen lokal. Tentu hal ini berdampak pada penjualan semen dalam negeri.
Kendati tantangan ini dibilang akan berlanjut hingga 2020, Semen Indonesia telah menyiapkan beberapa strategi untuk menghadapinya. Salah satunya memperdalam pasar ekspor.
Baca Juga: Pasar melemah, INTA diversifikasi segmen bisnis selain sektor tambang
Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan Semen Indonesia, Sigit Wahono menyatakan tahun depan Semen Indonesia akan fokus menggarap pasar ekspor regional. "Seperti Asia Selatan, Asia Tenggara, dan menjajaki pasar ekspor di kawasan lain," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (27/12).
Meski tidak merinci ke mana kawasan lain yang akan dibidik perusahaan, Sigit menjelaskan tahun ini Semen Indonesia telah merampungkan integrasi fasilitas produksi dan distribusi untuk menopang pengiriman produk ke pasar ekspor.
Melansir laporan keuangan perusahaan di kuartal tiga 2019, pendapatan segmen luar negeri, Asia turun 7% year on year (yoy) menjadi Rp 2,17 triliun.
Baca Juga: Gaprindo: Revisi PP No 109 tahun 2012 tidak libatkan pelaku industri rokok
Anak usaha Semen Indonesia, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) melihat prospek bisnis semen akan lebih baik di 2020.
Dihubungi terpisah, Direktur Solusi Bangun Indonesia Agung Wiharto menyatakan penjualan semen di 2020 akan lebih baik dari tahun ini. "Ada beberapa katalis positif untuk industri semen di tahun depan salah satunya inflasi yang terkendali," jelasnya.