Sumber: Antara | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. PT Pelindo II (Persero) siap menginvestasikan dana sebesar Rp 40 triliun-Rp 50 triliun hingga tahun 2018 untuk membiayai proyek pengembangan dan pembangunan sejumlah pelabuhan di Tanah Air.
"Investasi sebesar itu untuk mengembangkan lima pelabuhan, yaitu Pelabuhan Sorong, kanal Cikarang Bekasi Laut (BCL), Pelabuhan Tanjung Kijing, Pelabuhan Tanjung Carat, Pelabuhan Cirebon dan Pelabuhan Bojonegara," kata Dirut Pelindo II RJ Lino, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (3/9).
Menurut Lino, proyek-proyek pengembangan kapasitas dan pembangunan pelabuhan itu ada yang dimulai tahun ini (2015) ada juga yang dimulai 2016, dengan masa pengerjaan rata-rata dua tahun.
Ia menjelaskan, salah satu proyek yang akan memasuki masa pemasangan tiang pancang (ground breaking) pada Oktober 2015 adalah pembangunan Pelabuhan Sorong dengan investasi Rp 3,5 triliun-Rp 4 triliun.
"Luas dermaga dirancang mampu menampung kapasitas 1 juta TEUS. Pembebasan lahan sudah mencapai 75% dengan kebutuhan lahan seluas 6.000 hektare," ujar Lino.
Selanjutnya pengembangan proyek kanal Cikarang Bekasi Laut (CBL) senilai Rp 3,5 triliun mulai November 2015. Proyek CBL yang memadukan terminal pelabuhan dengan pelabuhan darat (dryport) Cikarang ini mendesak guna mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok.
Sementara investasi di pelabuhan Tanjung Kijing yang akan memasuki masa ground breaking pada Desember 2015 ini, dibutuhkan dana sekitar Rp 3 triliun untuk pengembangan pelabuhan pada lahan seluas 3.000-5.000 meter, dengan kapasitas bisa mencapai 500.000 TEUS.
Sedangkan investasi pengembangan pelabuhan Tanjung Carat, Palembang, mencapai sekitar Rp 4 triliun, pengembangan Pelabuhan Bojonegara dan Pelabuhan Cirebon masing-masing sekitar Rp 2 triliun.
Untuk membiayai investasi tersebut, ditambahkan Lino, perseroan akan menggunakan dana internal dan pinjaman dalam bentuk obligasi.
"Kami tidak akan menggunakan dana Pemerintah. Kami memiliki dana internal sekitar Rp 19,5 triliun dalam bentuk free cash. Selebihnya kita butuh dana sekitar Rp 20 triliun yang bersumber dari pinjaman bank, obligasi maupun kerja sama dengan investor," ujar Lino.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News