Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Daya Pratama Sejahtera (GDPS), anak usaha Garuda Indonesia Group yang bergerak di bidang manajemen alih daya untuk industri penerbangan, resmi digandeng PT BIBU Panji Sakti (BIBU) dalam pengembangan Bandara Internasional Bali Utara di Kubutambahan, Buleleng.
Kerja sama ini dikukuhkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pada 28 Oktober 2025.
Kolaborasi ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat fondasi operasional bandara baru yang digagas sebagai pusat konektivitas udara dan ekonomi baru di Pulau Dewata.
BIBU menargetkan Bandara Internasional Bali Utara menjadi proyek berstandar global yang sekaligus mengusung kearifan lokal Bali.
Baca Juga: Mandat Prabowo, AHY Sebut Diminta Hidupkan Bandara Internasional
CEO PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko, menyebut kerja sama dengan GDPS merupakan bagian dari upaya menghadirkan mitra berpengalaman di sektor aviasi untuk memastikan operasional bandara memenuhi standar dunia.
“Kami ingin membangun bandara dengan kualitas global, namun tetap berakar pada budaya dan harmoni Bali. Proyek ini bukan hanya tentang infrastruktur, tapi juga pemerataan pembangunan dan penguatan konektivitas nasional,” ujarnya.
Dalam kemitraan ini, GDPS akan berperan menyiapkan tenaga kerja lokal dengan kompetensi bertaraf internasional untuk mendukung seluruh aspek operasional bandara, mulai dari layanan darat, keamanan, hingga teknologi penerbangan.
Sebagai penyedia tenaga kerja aviasi yang telah lama menjadi mitra Garuda Indonesia Group, GDPS membawa keahlian dalam pengelolaan SDM di sektor yang sangat ketat regulasinya.
Pendekatan ini diharapkan tidak hanya membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat Bali Utara, tetapi juga meningkatkan kapasitas SDM daerah agar mampu bersaing di industri penerbangan global.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Status 36 Bandara Internasional, Ini Kata InJourney Airports
Tokoh masyarakat Bali, AA Alit Kakarsana dari Puri Blahbatuh, Gianyar, menilai kerja sama ini menunjukkan keseriusan BIBU dalam menjadikan pembangunan bandara sebagai sarana pemberdayaan manusia, bukan sekadar proyek fisik.
“Langkah menggandeng GDPS memperlihatkan bahwa pembangunan Bandara Bali Utara berpihak pada masyarakat lokal, memberi kesempatan bagi putra-putri Bali untuk berkembang di industri aviasi,” katanya.
Pengamat kebijakan publik, H. Prasetyo Sudrajat, menilai kolaborasi antara BIBU dan GDPS sebagai model kemitraan publik-swasta yang berorientasi jangka panjang. Menurutnya, pembangunan Bandara Bali Utara bukan hanya investasi infrastruktur, tetapi juga investasi manusia dan komunitas.
“Dengan menggandeng GDPS, BIBU tidak hanya membangun bandara, tetapi juga ekosistem SDM aviasi yang kompeten. Ini penting untuk memperkuat daya saing industri penerbangan nasional,” ujar Prasetyo.
Baca Juga: Muhaimin Iskandar Minta Pembangunan Bandara Bali Utara Dipercepat
Ia menambahkan, proyek ini berpotensi menjadi katalis ekonomi baru di wilayah utara Bali melalui integrasi kawasan aerocity, industri kreatif, energi bersih, dan pariwisata berkelanjutan.
Jika berjalan sesuai rencana, Bandara Internasional Bali Utara akan menjadi simbol baru pengembangan ekonomi yang seimbang antara selatan dan utara Bali.
Lebih dari itu, proyek ini diharapkan menjadi contoh bagaimana pembangunan infrastruktur nasional dapat sejalan dengan pelestarian budaya dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.
Selanjutnya: Penutupan Pemerintah AS Picu Pemangkasan Penerbangan Hingga 10%
Menarik Dibaca: Vivo Y21d HP Murah Cuma 2 Jutaan, Ada Baterai BlueVolt 6500 mAh!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













