kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kembangkan ekosistem kendaraan listrik, holding IBC butuh US$ 15,3 miliar


Selasa, 23 November 2021 / 18:51 WIB
Kembangkan ekosistem kendaraan listrik, holding IBC butuh US$ 15,3 miliar
ILUSTRASI. Indonesia Battery Corporation. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pemerintah mendorong ekosistem kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) melalui Indonesia Battery Corporation (IBC) membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengungkapkan, pengembangan ekosistem kendaraan listrik akan memakan waktu yang lama dan pendanaan yang cukup besar.

"Untuk investasi yang diperlukan itu hampir mendekati US$ 15,3 miliar. untuk melakukan (pengembangan) end to end memerlukan waktu dan investasi yang cukup lama shingga ini menjadi concern," kata Toto dalam diskusi virtual di The 10th Indonesia EBTKE ConEx 2021, Selasa (23/11).

Adapun, total kebutuhan investasi ini diperlukan untuk mengembangkan rantai pasok end to end baterai EV sebesar 140 GWh.

Toto mengungkapkan, jika merujuk pada rencana pengembangan yang ada maka untuk ekosistem baterai listrik nantinya IBC akan berperan sebagai battery provider dengan terlibat dari proses mining, refinery, precursor/cathode, battery cell hingga produksi Four-Wheel dan Two-Wheel Cell to Pack.

Baca Juga: Ahok buka suara soal niatan holding baterai akuisisi perusahaan mobil listrik Jerman

Selain itu, disaat bersamaan untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik, IBC juga disebut terus melakukan demand creation (menciptakan permintaan). "Kita akan melakukan portfolio di four-wheels (4W) Electric Vehicle Original equipment manufacturer (OEM)," ungkap Toto.

Langkah serupa pun dipastikan juga dilakukan untuk kendaraan roda dua. Di sisi lain, Toto memastikan ke depannya permintaan baterai untuk kendaraan listrik di Indonesia akan meningkat mencapai 59 GWh pada tahun 2035.

Permintaan ini bersumber dari kendaraan roda empat, roda dua hingga pasar Energy Storage System (ESS). "Peluang untuk Indonesia sebagai pemilik nikel terbesar di dunia untuk mendukung atau menjadi pemain kelas dunia di aspek baterai kendaraan listrik ini memiliki peluang yang sangat baik," pungkas Toto.

Selanjutnya: Indonesia Battery Corporation cari mitra untuk kembangkan kendaraan listrik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×