Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Gunawan juga menambahkan teknologi presisi bukan hanya menekankan presisi volume pemberian mikroba namun juga ketepatan waktu pengaplikasiannya."Penelitian akan dilakukan sebanyak dua-tiga kali perlakuan. Apabila sudah ditemukan trend dengan hasil yang lebih baik, maka akan dilanjutkan dalam hamparan luas tanah dengan formula yang lebih fokus," kata Gunawan.
Selain di Karawang, penelitian ini juga tengah dijalankan di beberapa sentra budidaya padi lainnya, yakni Subang (Jawa Barat), Klaten (Jawa Tengah) serta Bojonegoro dan Ngawi (Jawa Timur) dan lingkungan terkondisikan di stasiun lapang penelitian IPB.
Varietas yang digunakan yaitu IPB 3S dan varietas unggul dominan petani setempat.Dengan adanya inovasi bio presisi diharapkan dapat mendongkrak provitas padi nasional menjadi 7 ton/hektar GKG, yang kini masih berkisar 5,5 ton/ha GKG.
Baca Juga: Pengamat: Perubahan HPP membuat Bulog lebih leluasa serap gabah dan beras
Selain itu teknologi ini dapat menjadi solusi pengurangan penggunaan pupuk sintetik yang sekarang sebagian besar adalah pupuk subsidi, solusi pengurangan penggunaan pestisida sintetik, sekaligus menjawab masalah kelangkaan pupuk & dampak perubahan iklim global.
Penelitian ini juga diharapkan sebagai langkah besar yang dapat memberi manfaat bagi khalayak luas khususnya petani padi, Badan Usaha Pendanaan Pertanian, Kementerian Pertanian, dan Komisi IV DPR RI dalam berkontribusi mewujudkan swasembada pangan di Indonesia.
Selanjutnya: Inilah 10 universitas negeri terbaik di Indonesia 2021, UI ranking pertama!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News