kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemendag beri lampu hijau Bulog impor beras


Rabu, 02 Juli 2014 / 16:53 WIB
Kemendag beri lampu hijau Bulog impor beras
ILUSTRASI. 5 Warna Cat yang Memiliki Efek Menenangkan.


Reporter: Handoyo | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberikan lampu hijau bagi perum Bulog untuk melakukan impor beras. Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi turunnya produksi padi tahun ini yang berdasarkan angka ramalan (Aram) I Badan Busat Statistik (BPS) hanya 69,87 juta ton, atau turun 1,98% dibandingkan tahun lalu sebanyak 71,28 juta ton.

Disamping itu, ancaman El Nino yang melanda Indonesia turut menjadi perhitungan bagi Kemendag memberikan arahan impor beras kepada Bulog. Namun sayang Lutif enggan memberikan detail terkait rencana impor tersebut. "Waktu, jumlahnya dan harga itu diskresi pemerintah," kata Lutif, Rabu (2/7).

Lutif menambahkan, instruksi untuk melakukan impor beras tersebut adalah sebagai upaya agar tidak dipermainkan oleh sepekulan. Lutif menambahkan, dibandingkan dengan komoditas yang lain, seperti daging sapi, cabai atau kemoditas lainnya, beras merupakan komoditas yang sifatnya cukup berbahaya.

Bila terjadi keterlambatan dalam mengantisipasi persoalan beras tersebut, dikhawatirkan adanya kenaikan harga yang tidak dinginkan. "Akibat kenaikan komoditas beras ini sangat berbahaya terhadap indikator ekonomi makro dan mikro," ujar Lutfi.

Hingga akhir tahun lalu surplus beras yang dimiliki Bulog mencapai 4,5 juta ton. Sementara itu, stok beras saat ini yang dimiliki Bulog mencapai sekitar 1,8 juta ton-1,9 juta ton. Stok tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar tujuh bulan.

Sekedar informasi, acuan pemerintah untuk melakukan impor beras tersebut didasarkan perhitungan yakni bila pertumbuhan produksi gabah tidak mencapai 5%. "Tahun ini kekurangan, tapi terjadi surplus tahun lalu, kalau ada delta (kekurangnnya) mustinya tidak signifikan," kata Lutfi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×