kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kemenhub menyerahterimakan pengelolaan KPBU Pelabuhan Anggrek ke AGIT


Selasa, 28 September 2021 / 13:26 WIB
Kemenhub menyerahterimakan pengelolaan KPBU Pelabuhan Anggrek ke AGIT
ILUSTRASI. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah resmi melakukan serah terima pengelolaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Anggrek kepada PT Anggrek Gorontalo Internasional Terminal (AGIT) pada Selasa (28/9). 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengharapkan pelaksanaan pengembangan Pelabuhan Anggrek menjadi pelabuhan logistik dapat berjalan sesuai target, sehingga tidak hanya dapat segera meningkatkan konektivitas logistik dan mendorong pertumbuhan ekonomi Gorontalo serta kawasan sekitarnya, tapi juga memberikan kontribusi dalam peningkatan perekonomian dan daya saing Indonesia, terutama untuk Kawasan Timur.

“Saya harapkan AGIT sebagai mitra kerjasama pemerintah  dapat menjaga komitmen dan itikad baiknya sehingga keberadaan Pelabuhan Anggrek yang lebih modern mampu memberikan kontribusi dalam peningkatan perekonomian dan daya saing Indonesia,” kata Budi Karya dalam keterangan resminya, Selasa (28/9).

Pengembangan Pelabuhan Anggrek merupakan proyek yang diinisiasi penuh Kementerian Perhubungan yang pelaksanaannya melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) sehingga pembiayaan berasal dari luar APBN. Oleh karena itu, Menteri Budi sangat mengapresiasi AGIT karena tetap mampu dengan cepat merealisasikan dan mengoperasikan proyek ini meski dalam kondisi Pandemi Covid-19.

Baca Juga: Sri Mulyani jelaskan pentingnya pembangunan infrastruktur untuk pemulihan ekonomi

Secara potensi, pelabuhan ini sangat strategis dan memiliki konektivitas dengan negara timur jauh seperti Jepang, Korea, China, dan Hongkong.  Potensi untuk terus dikembangkan tidak hanya pelabuhan saja, tetapi juga untuk kepentingan kawasan sekitar (hinterland). Untuk itu, Kementerian Perhubungan bersama dengan Bappenas dan Kementerian Keuangan akan tetap berkomitmen dalam mendukung pembangunan sampai pengelolaannya.

Senada, Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel yang juga merupakan anggota legislatif dari daerah pemilihan Gorontalo mengatakan, sinergi menjadi kata kunci agar tujuan pengembangan pelabuhan Anggrek bisa tercapai secara optimal. 

Menurutnya, indikator sukses atau tidaknya pengembangan Pelabuhan Anggrek tidak sebatas pada pembangunan fasilitasnya yang modern tetapi seberapa besar dampaknya terhadap peningkatan perekonomian masyarakat sekitarnya. 

“Pengembangan pelabuhan Anggrek harus menjadi milestone dalam mewujudkan visi pembangunan Gorontalo dari 5 provinsi termiskin mejadi 5 provinsi termakmur di Indonesia dalam 30 tahun mendatang, dan  menjadi salah satu lumbung pangan nasional,” kata Rachmat.

Meski mempunyai potensi besar di sektor agribisnis seperti jagung, coklat, kelapa dan perikanan laut, pembangunan di Provinsi Gorontalo selama ini relatif tertinggal karena lemahnya dukungan infrastruktur. Dengan kehadiran proyek pengembangan Pelabuhan Anggrek, salah satu masalah pembangunan wilayah ini telah mendapatkan jalan keluar.

Rahmat bersama sejumlah akademisi dan tokoh masyarakat telah menyusun roadmap pembangunan daerah agar bisa keluar dari posisi 5 besar daerah termiskin secara nasional yang disebut Visi Pembangunan Gorontalo 2051. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong percepatan infrastruktur, diantaranya percepatan pengembangan Pelabuhan Anggrek.

Pelabuhan ini sudah diwacanakan sejak 2006 lalu, namun selalu tertunda-tunda. Studi pendahuluan dilakukan pada 2017  dan barulah pada 2019 proyek ini mendapat titik terang, dengan keluarnya SK Menteri Perhubungan No.263 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Pelabuhan Anggrek Provinsi Gorontalo, yang saat ini sedang ditinjau kembali dalam mendukung upaya percepatan pembangunan Provinsi Gorontalo.

“Proyek ini akan memperkuat ekosistem pembangunan ekonomi bagi masyarakat Gorontalo. Tinggal bagaimana, semua stake holder mulai dari pemerintah daerah, pelaku usaha, masyarakat akademisi bersinergi untuk terus mengembangkan ekosistem perekonomian Gorontalo sehingga bisa menjadi tujuan investasi yang menguntungkan," kata Rahmat.

Melalui proyek ini, pelabuhan Anggrek nantinya dapat disinggahi kapal peti kemas dengan kapasitas  30.000 DWT (dead wight ton) dan kapal general cargo dengan kapasitas  10.000 DWT. Selain terminal bongkar muat barang dann peti kemas, pelabuhan ini juga akan dilengkapi berbagai fasilitas lain seperti peti kemas berpendingin (reefer container).

Kementerian Perhubungan mengumumkan pemenang Poyek KPBU ini pada 18 Juni  2021. Sementara penandatanganan  perjanjian KPBU digelar pada 30 Juli dan tanggal 28 September 2021 telah efektif beroperasi.   Pengamat dan praktisi KPBU Syaiful mengapresiasi terobosan yang dilakukan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sehingga membuat proyek ini bisa cepat beroperasi. 

Salah satu terobosannya, menjadi proyek pelabuhan pertama yang perencanaannya menggunakan sistem Building Information Modelling System (BIM),  yaitu suatu sistem atau teknologi di bidang AEC (Arsitektur, Engineering dan Construction) yang mampu mensimulasikan seluruh informasi di dalam proyek pembangunan ke dalam model 3 dimensi.

Kedua, perencanakan pengembangannya terintegrasi dengan pengembangan wilayah hinterland sebagai kawasan industri yang bersinergi dengan pengembangan kawasan Ekonomi Terpadu (Kapet) Gorontalo-Paguyaman-Anggrek-Kwandang (Gopandang), dalam upaya meningkatkan demand pelabuhan Anggrek dan memicu peningkatan kesejahteraan masyarakat Gorontalo.

Syaiful juga mengapresiasi keberanian AGIT berinvestasi di pelabuhan ini karena resikonya besar mengingat Gorontalo termasuk wilayah Terluar, Tertinggal, Terdepan (3T). Apalagi AGIT juga telah mengadopsi konsep green port yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan sustainable development goals (SDGs).

Sementara itu, Direktur Utama AGIT Hiramsyah Sambudhy Thaib mengatakan, investasi  pembangunan Pelabuhan Anggrek yang diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar Rp 1,4 triliun yang direalisasikan secara bertahap. 

Pembangunan tahap pertama akan dimulai pada 2022/2023, meliputi pembangunan dermaga, lapangan peti kemas (container), kargo dan fasilitas pendukung lainnya. Sedangkan pengembangan tahap kedua direncanakan pada tahun 2031/2032. 

Selanjutnya: Pelabuhan Anggrek Gorontalo akan dikembangkan menjadi pelabuhan logistik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×