kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemenhub tetapkan tambahan biaya penerbangan


Kamis, 13 Februari 2014 / 15:35 WIB
Kemenhub tetapkan tambahan biaya penerbangan
ILUSTRASI. Logo Bank Indonesia. REUTERS/Fatima El-Kareem/File Photo


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan No 2 tahun 2014 tentang Besaran Biaya Tambahan Tarif Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal dalam Negeri.

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Herry Bakti menjelaskan, ini bukanlah kenaikan tarif jarak penerbangan. Ini adalah tambahan biaya (surcharge) akibat kenaikan harga avtur dan menguatnya dollar AS.

Herry memaparkan, surcharge terbagi menjadi 2, yakni untuk pesawat jenis jet, dan pesawat jenis turbo prop (propeller). Pesawat jet dengan jarak rute rata-rata 664 km, dikenai tambahan Rp 60.000 untuk jam pertama.

Sementara itu, surcharge jam kedua besar Rp 60.000 dikalikan 0,95, dan jam ketiga dikalikan 0,90. Adapun sucharge untuk pesawat turbo prop sebesar Rp 50.000, pada jam pertama dengan rata-rata jarak 348 km. Pada jam kedua besaran surcharge dikalikan 0,90, dan pada jam ketiga dikalikan 0,85.

"Biaya tambahan ini belum termasuk pajak. Sama seperti tarif batas atas yang juga belum mencakup PPn," terang Herry, di Jakarta, Kamis (13/2).

Dalam pasal 7 Permen ini, surcharge berlaku 14 hari setelah diundangkan. Kemenhub sedianya telah memasukan Permen ke Kemenhukham untuk dicatat daklam lembaran negara.

Herry menaksir, tambahan biaya ini berlaku awal bulan Maret 2014. Atas dasar itu, ia pun menegaskan, pengguna jasa angkutan udara yang telah membeli tiket pesawat sebelum awal Maret tidak dikenai tambahan biaya.

Herry menambahkan, operator maskapai juga tidak boleh mengelabui konsumen. Dalam Permen tersebut operator maskapai diwajibkan mencantumkan rincian biaya tambahan dalam tiket. "Buktinya ada dalam tiket harus jelas ada biaya tambahan itu," jelas Herry. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×