Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membeberkan tantangan yang berpotensi dialami Industri Hasil Tembakau (IHT) pada tahun 2025 ini.
Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kemenperin Merrijantij Punguan mengatakan, tekanan pada IHT telah dirasakan sejak akhir tahun 2024 lalu.
"Di akhir tahun (2024) mengingat daya beli masyarakat yang semakin menurun dan konsumen di libur Nataru, preferensi konsumen biasanya mengutamakan libur Nataru sehingga belanja hasil tembakau memang dikurangi," ungkap Merri dikutip Kamis (2/1).
Merri melanjutkan, memasuki tahun ini pelaku usaha cenderung mengambil sikap wait and see. Salah satu faktor penyebabnya yakni kebijakan pemerintah untuk menaikkan Harga Jual Eceran (HJE).
Baca Juga: Naik, Ini Harga Rokok Resmi 2025, Rokok SKT Naik Hingga 18%, Cek Rinciannya
"Kebijakan ini juga sangat menantang karena tidak menaikkan cukai namun menaikkan HJE. Artinya langsung pengenaan harga jual ini ditanggung oleh konsumen. Konsumen kita memang sangat sensitif terhadap perubahan harga," jelas Merri.
Dia melanjutkan, tantangan bisnis IHT kini adalah maraknya peredaran rokok ilegal. Dengan potensi perubahan harga ke depannya, IHT legal harus bersaing ketat dengan rokok ilegal.
Di tengah berbagai tantangan yang ada, Merri menilai peluang lain yang bisa dioptimalkan industri yakni dengan membidik pasar-pasar ekspor.
"Jadi kami sangat berharap industri bisa memperluas pasar ekspor sehingga kompetensi dalam negeri yang tertekan bisa disiasati," pungkas Merri.
Selanjutnya: IHSG Berpeluang Menguat, Cermati Saham Rekomendasi Analis untuk Jumat (3/1)
Menarik Dibaca: Miss V Sehat Seperti Apa? Ini 4 Tanda Miss V Sehat yang Harus Moms Tahu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News