Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mencapai political agreement penting dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa (UE) pada Minggu, (13/7) di Brussels, Belgia.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya N. Bakrie, menyambut positif langkah tersebut. Ia menilai kesepakatan ini berpotensi mendongkrak nilai perdagangan kedua belah pihak secara signifikan.
“Ini adalah sebuah breakthrough dalam perdagangan internasional Indonesia-Uni Eropa yang telah memakan waktu hampir satu dekade dalam negosiasi," ujar Anindya dalam keterangan resmi, Senin (14/7).
Sepanjang 2024, total perdagangan Indonesia dan Uni Eropa tercatat sebesar 30,1 miliar dolar AS atau sekitar 27,3 miliar euro. Angka tersebut terdiri dari ekspor UE ke Indonesia senilai 9,7 miliar euro dan impor dari Indonesia ke UE sebesar 17,5 miliar euro. Dengan tercapainya kesepakatan CEPA, nilai perdagangan ini diperkirakan akan meningkat signifikan dalam waktu dekat.
Baca Juga: IEU CEPA Masuk Babak Akhir, Prabowo Pastikan Tarif Ekspor Produk RI Bisa 0%
Anindya mencontohkan dampak CEPA antara Uni Eropa dan Vietnam, yang mampu meningkatkan total perdagangan kedua pihak sebesar 20%, dari 56 miliar euro menjadi 67 miliar euro pasca-ratifikasi.
“Tren serupa sangat mungkin terjadi antara Indonesia dan UE,” ungkapnya.
Dalam konteks global yang semakin multipolar, Anindya mendorong pelaku usaha Indonesia untuk memanfaatkan momentum ini guna melakukan diversifikasi pasar dan memperkuat daya saing di perdagangan internasional.
Ia juga mengungkapkan bahwa Kadin Indonesia akan mempererat kerja sama dengan Business Europe, asosiasi pengusaha yang menjadi mitra Kadin di Eropa, agar pelaku bisnis kedua kawasan dapat segera memanfaatkan manfaat dari CEPA.
Beberapa sektor yang dinilai potensial untuk mendorong ekspor Indonesia ke Eropa antara lain tekstil, komoditas, serta minyak sawit atau palm oil yang masih menjadi kebutuhan utama berbagai negara di kawasan UE.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut kesepakatan ini sebagai sinyal kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global dan gejolak geopolitik.
“Di masa-masa sulit, sebagian pihak memilih jalan isolasi dan fragmentasi. Namun, Eropa dan Indonesia memilih jalan keterbukaan, kemitraan, dan peluang bersama," kata Ursula.
Ia juga mengapresiasi kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong tercapainya perjanjian ini.
“Hari ini kita mengambil langkah besar dalam kemitraan ini. Ini adalah perjanjian perdagangan bebas yang ambisius dan komprehensif setelah 10 tahun perundingan. Kita telah meraih sebuah terobosan,” tandas Ursula.
Dengan disepakatinya perjanjian ini, Indonesia dan Uni Eropa diharapkan dapat mempererat kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan serta mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di kedua kawasan.
Baca Juga: IEU-CEPA Masuk Babak Akhir, Presiden Dewan Eropa Sebut Indonesia Jadi Mitra Penting
Selanjutnya: Binus University Buka Program Beasiswa hingga 100% untuk Mahasiswa Baru
Menarik Dibaca: Binus University Buka Program Beasiswa hingga 100% untuk Mahasiswa Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News