kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,84   4,26   0.48%
  • EMAS1.345.000 -0,88%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenperin Bidik Pertumbuhan Kinerja Industri Manufaktur 5,80% pada 2024


Senin, 15 Januari 2024 / 10:49 WIB
Kemenperin Bidik Pertumbuhan Kinerja Industri Manufaktur 5,80% pada 2024
ILUSTRASI. Kemenperin terus berupaya untuk meningkatkan kinerja industri manufaktur pada tahun 2024.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya untuk meningkatkan kinerja industri manufaktur pada tahun 2024 di tengah tantangan dampak geoekonomi dan geopolitik global. Sebab, selama ini industri manufaktur menjadi tulang punggung dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bersyukur bahwa industri manufaktur bisa dikelola dengan baik, sehingga pertumbuhannya terus meningkat. 

"Ini yang harus menjadi fokus dan perhatian kita bersama ke depannya,” kata dia dalam siaran pers di situs Kemenperin, Minggu (14/1).

Menperin mengemukakan, peran penting industri manufaktur nasional tercemin dari kontribusinya yang tergolong paling besar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional dengan capaian 16,83% pada kuartal III-2023. 

Baca Juga: Mobil Listrik MG 4 EV dan New MG ZS EV Resmi Mengaspal di Indonesia

Pada periode yang sama, pertumbuhan industri manufaktur menembus 5,02% atau mampu melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 4,94%.

Industri manufaktur juga konsisten menjadi kontributor terbesar dalam capaian nilai ekspor Indonesia. Pada periode Januari-November 2023, ekspor produk manufaktur masih mendominasi dengan nilai lebih dari US$ 171,23 miliar.

Tak ayal, laporan safeguardglobal.com menyebutkan, Indonesia masuk 10 besar penyumbang produk manufaktur dunia yang sekaligus satu-satunya negara ASEAN di dalam daftar tersebut. 
Berdasarkan publikasi tersebut, Indonesia berkontribusi sebesar 1,4% kepada produk manufaktur global. Posisi prestisius ini merupakan kenaikan yang berarti, karena pada empat tahun yang lalu Indonesia masih berada di posisi 16.

Seiring dengan harapan membaiknya kondisi global dan perekonomian nasional, Menperin optimistis performa industri manufaktur semakin menjulang pada 2024 yang bertepatan dengan Tahun Naga Kayu. 
“Kami memproyeksi untuk pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tahun 2023 sebesar 4,81%, dan kami tetapkan target tahun 2024 sebesar 5,80%,” sebut Agus.

Guna membidik sasaran tersebut, Kemenperin fokus menjalankan berbagai program prioritas pada tahun 2024. Misalnya, program pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kompetensi, program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan kepada pelaku industri kecil dan menengah (IKM), serta program penumbuhan wirausaha baru dan pengembangan IKM startup berbasis teknologi.

Selain itu, upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing industri dilaksanakan melalui program sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), melanjutkan hilirisasi sumber daya alam di tiga sektor, yakni industri berbasis agro, industri berbasis bahan tambang dan mineral, serta industri berbasis migas dan batubara.

“Kami juga akan melaksanakan program bantuan pemerintah untuk pembelian KBLBB roda dua baru, pengembangan kawasan industri, serta fasilitasi sertifikasi industri hijau,” imbuh Agus.

Adapun postur pagu anggaran Kemenperin dalam APBN tahun 2024 sebesar Rp 3,76 triliun.

Baca Juga: Harga Logam Industri Kompak Tertekan, Simak Prospek dan Prediksi Harganya

Menperin menegaskan, pihaknya bertekad mengoptimalkan penyerapan anggaran untuk melaksanakan berbagai program prioritas dalam upaya pengembangan industri nasional. Pada tahun 2023, pagu Kemenperin mencapai Rp 4,53 triliun, termasuk di dalamnya adalah pagu Anggaran Belanja Tambahan (ABT) subsidi motor listrik sebesar Rp 1,4 triliun.

“Penyerapan anggaran kami pada tahun 2023 sebesar Rp 3,16 triliun. Tetapi jika tanpa ABT subsidi motor listrik, realisasinya sebesar 98,3% atau naik dibanding realisasi tahun 2022 sebesar 98,1%,” ungkapnya.

Agus menjelaskan, salah satu alasan kuota subsidi motor listrik pada tahun 2023 tidak terpenuhi lantaran penyaluran subsidi baru dimulai bulan April 2023. Kemudian, penyederhanaan syarat penerima subsidi motor listrik baru berlaku pada September 2023.

“Pada tanggal 19 September 2023, pemerintah mengubah syarat penerima Bantuan Pembelian KBLBB menjadi satu Kartu Tanda Penduduk (KTP) per unit motor sehingga lebih mudah dan terbuka untuk semua kalangan. Perubahan persyaratan tersebut mendorong peningkatan pembelian sebesar 567%,” terangnya.

Kemenperin mencatat, serapan dari program subsidi motor listrik tersebut pada tahun 2023 mencapai 11.532 unit atau senilai Rp 80,7 miliar. Sementara itu, target yang ditetapkan pemerintah pada 2023 sebesar 200.000 unit dengan total anggaran Rp1,4 triliun.

Lebih lanjut, salah satu penyebab rendahnya penyerapan subsidi motor listrik adalah terkait dengan kemampuan dari komponen baterai yang diproduksi saat ini. Sebab, pengisian daya yang dinilai terlalu lama membuat minat masyarakat akan motor listrik menjadi rendah.

Mengenai hal tersebut, Kemenperin aktif menjalin komunikasi dengan para produsen sepeda motor listrik untuk menetapkan standarisasi baterai.

“Bagi konsumen mobil dan motor listrik, salah satu yang penting kan baterai. Jadi komponen tersebut harus bisa memiliki durasi yang lama, panjang, dan baterainya harus bisa mudah di-charge. Jadi baterai itu menjadi kunci terhadap keberhasilan program mobil dan motor listrik,” papar Agus.

Namun demikian, Agus optimistis bahwa target program subsidi motor listrik pada tahun 2024 akan bisa tercapai. Hal ini sejalan dengan mulai ramainya produk yang dipasarkan sehingga konsumen bisa memilih lebih banyak sesuai kebutuhan. Untuk tahun 2024, alokasi anggaran untuk program pembelian motor listrik sebanyak 50.000 unit dengan total anggaran Rp 350 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×