kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenperin Dorong SDM Industri Unggul Lewat Program JARVIS 2022


Jumat, 15 April 2022 / 14:45 WIB
Kemenperin Dorong SDM Industri Unggul Lewat Program JARVIS 2022
ILUSTRASI. Kepala BPSDMI Arus Gunawan.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) kembali meluncurkan program Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS) tahun 2022.

JARVIS merupakan platform inovasi BPSDMI Kemenperin dengan alamat website jarvis.kemenperin.go.id yang digunakan untuk melakukan proses seleksi penerimaan siswa dan mahasiswa baru secara daring pada seluruh unit pendidikan di bawah naungan Kemenperin, yakni 10 Politeknik, 2 Akademi Komunitas, dan 9 SMK.

Melalui JARVIS, Kemenperin juga memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh lulusan Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Madrasah Aliyah, dan Madrasah Aliyah Kejuruan untuk masuk ke politeknik dan akademi komunitas Kemenperin, serta memberikan kesempatan bagi lulusan Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah untuk masuk ke SMK Kemenperin.

Kepala BPSDMI Arus Gunawan dalam sambutannya mengemukakan, JARVIS diluncurkan sebagai bentuk komitmen Kemenperin untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas sehingga menjadi sumber daya manusia yang kompeten dan menjawab kebutuhan industri. “JARVIS yang telah diselenggarakan ketiga kalinya ini merupakan upaya Kemenperin dalam beradaptasi dengan keadaan saat ini di mana kita harus bertransformasi ke dunia digital,” ujarnya, Kamis (14/4).

Baca Juga: BI: Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah Belum Maksimal

Pada penyelenggaraan JARVIS 2022, Politeknik dan Akademi Komunitas Kemenperin memiliki target untuk menjaring 3.877 mahasiswa baru yang termasuk di dalamnya adalah 498 mahasiswa dengan bebas biaya kuliah, terdiri dari 96 mahasiswa di Politeknik Industri Logam Morowali, serta 120 mahasiswa di Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu Kendal.

Berikutnya, 72 mahasiswa di Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng, dan 210 mahasiswa pada Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta. “Sedangkan untuk SMK, Kemenperin akan menampung sebanyak 2.537 siswa di SMK-SMAK/SMTI Kemenperin,” imbuhnya.

Seluruh unit pendidikan vokasi industri Kemenperin yang tersebar di 11 provinsi Indonesia telah menerapkan pendidikan berbasis kompetensi yang bermitra dengan industri penggunanya, mulai dari proses perekrutan, prakerin, sampai penempatan kerja sehingga seluruh lulusan sekolah dan kampus Kemenperin dapat terserap oleh industri, melanjutkan pendidikan, dan menjadi wirausaha.

“Sekolah dan kampus Kemenperin memiliki kualitas yang menjadi best practice penyelenggaraan pendidikan sistem ganda yang link and match dengan industri, terbukti dari terpilihnya SMAK Bogor dan SMTI Yogyakarta sebagai SMK terbaik di Indonesia pada posisi pertama dan ketiga selama dua tahun berturut-turut,” katanya.

Tidak hanya itu, unit pendidikan Kemenperin dalam menyelenggarakan pendidikan vokasi juga mendapatkan dukungan dari mitra luar negeri, di antaranya adalah Pemerintah Swiss, Jerman, dan Singapura. Adapun saat ini, Kemenperin juga sedang menjajaki penyelarasan kualifikasi lulusan dengan standar Eropa yang difasilitasi oleh Dubes RI di Jerman.

Baca Juga: Pemerintah Kembalikan Defisit di Bawah 3% di 2023, Ekonom: Asal Ada Penghematan

“Hal ini menjadi bukti bahwa kualitas unit pendidikan Kemenperin dalam mencetak SDM industri unggul tidak hanya bertaraf nasional, namun juga siap bersaing di dunia global, seperti yang tertuang dalam visi BPSDMI melalui kebijakan Corporate University yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 1009 Tahun 2021,” paparnya.

Arus menambahkan, penyelenggaraan pendidikan vokasi bertaraf global tersebut bertujuan untuk mendukung pembangunan industri nasional yang berdaya saing dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara industri tangguh.

“Pertumbuhan Industri nasional perlu didukung oleh penyediaan Sumber Daya Manusia Industri unggul untuk memenuhi kebutuhan sebesar 682.000 orang per tahun. Oleh karena itu, diperlukan program untuk link and match antara unit pendidikan dan pelatihan dengan industri penggunanya,” tandasnya.

Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) Restu Yuni Widayati menambahkan dalam menghadapi transformasi teknologi industri 4.0, unit pendidikan Kemenperin telah siap dalam memenuhi kebutuhan Skills 4.0, di antaranya melalui penyusunan modul lengkap dan penyelenggaraan Training of Trainers 4.0 untuk para tenaga pengajar yang didukung oleh mitra dalam dan luar negeri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×