kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenperin Sebut Pasokan Energi Penting untuk Daya Saing Industri


Selasa, 05 Juli 2022 / 15:37 WIB
Kemenperin Sebut Pasokan Energi Penting untuk Daya Saing Industri
ILUSTRASI. Menperin Agus GK menegaskan bertekad konsisten melaksanakan program hilirisasi industri yang bertujuan meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, di tengah harga komoditas yang kian menanjak.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan industri merupakan salah satu pilar dalam pembangunan perekonomian nasional yang diarahkan dengan menerapkan prinsip pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian bertekad untuk terus memacu produktivitas dan daya saing industri nasional dengan salah satu upaya strategisnya menjaga ketersediaan dan pasokan energi.

“Tidak stabilnya kondisi geopolitik global yang dipicu oleh perang antara Rusia dan Ukraina membuat harga komoditas energi internasional saat ini mengalami kenaikan dan juga mengganggu situasi pasar,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Rapat Kerja Bersama Kemenperin dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dikutip dari siaran pers, Senin (4/7).

Menurut Menperin, dampak kenaikan harga yang signifikan pada bahan bakar dan bahan baku saat ini dinilai sangat berat bagi aktivitas sejumlah sektor industri di tanah air. Sebab, komposisi bahan baku menyumbang 87,25% dari total biaya produksi. Sementara itu, kontribusi bahan bakar, tenaga listrik, dan gas sebesar 5,87%.

Agus menyebut, dinamika global yang mengganggu akan berpengaruh terhadap pasokan bahan baku dan market itu sendiri. Salah satu yang ingin Kemenperin kenalkan ke dunia adalah strategi China+ 1. Dalam konteks industri, lesson learned dari pandemi adalah terganggunya rantai pasok dunia karena tergantung pada China.

Baca Juga: Rapat Kerja Bersama Kemenperin – Kementerian ESDM Bahas Isu Energi dan Manufaktur

"Dengan formulasi ini, kita meminta kepada seluruh perusahaan multinasional agar selain ke China juga dapat berinvestasi ke Indonesia,” imbuh dia.

Guna mendorong kinerjanya, sektor industri memerlukan dukungan pasokan energi yang berkesinambungan. Ini mengingat sektor industri menyerap hingga 40% dari total kebutuhan energi nasional atau terbesar setelah sektor transportasi.

Pada tahun 2019, sektor industri mengonsumsi energi sebanyak 389,4 juta Setara Barel Minyak (SBM) dengan jenis energi berupa batubara, gas, dan listrik, selain minyak solar dan minyak bakar. Dari total konsumsi energi tersebut, sebanyak 85% digunakan sebagai bahan bakar, sedangkan 15% sisanya digunakan sebagai bahan baku produksi (feedstock).

Untuk menjawab tantangan situasi global mengenai kebutuhan sektor industri terhadap energi dan sumber daya mineral, Kemenperin dan Kementerian ESDM bersinergi menjalankan beberapa program dan kebijakan agar dapat meningkatkan daya saing industri nasional. Langkah kolaborasi ini antara lain menjamin pasokan energi dan bahan baku untuk sektor industri.

“Salah satu upayanya melalui pemanfaatan gas bumi, serta menjamin efisiensi dan efektivitas pengaliran gas bumi dengan ditetapkannya kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT),” jelas Menperin.

Baca Juga: Kemenperin: Revolusi Industri 4.0 Optimalkan Potensi Indonesia di Sektor Manufaktur

Asas dalam penyediaan energi bagi industri adalah asas keadilan dengan prinsip no one left behind, sehingga dengan demikian semua sektor industri tak terkecuali harus mendapatkan manfaat yang sama dari kebijakan HGBT.

Selanjutnya, terdapat penerapan program industri hijau melalui pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Energi, penyediaan auditor dan manajer energi yang tersertifikasi, serta mendorong perbaikan iklim usaha dan investasi PLTS Atap oleh pelaku usaha industri.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×