kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,34   9,03   0.99%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenperin terima bantuan 600 oksigen consentrator dari perusahaan tekstil


Minggu, 11 Juli 2021 / 07:50 WIB
Kemenperin terima bantuan 600 oksigen consentrator dari perusahaan tekstil


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk sektor industri untuk memberikan dukungan dalam pemenuhan kebutuhan gas oksigen medis bagi penanganan pasien Covid-19. Hal ini sesuai dengan tekad mengerahkan semua kemampuan industri dalam negeri untuk memenuhi lonjakan kebutuhan gas oksigen nasional.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmitra menyebut, sektor industri dapat memberikan kontribusi yang besar dalam penanggulangan Covid-19 pada situasi sekarang ini. “Kami menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada perusahaan industri PT Indo-Rama Synthetics Tbk serta PT Indorama Ventures Indonesia yang telah bersedia mendonasikan peralatan oxygen concentrator,” kata dia dalam siaran pers di situs Kemenperin, Sabtu (10/7).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, per 6 Juli 2021, kebutuhan oksigen medis meningkat hingga 2.333 ton per hari, sementara kapasitas nasional berada di angka 1.578 ton hari. Artinya, terdapat defisit sekitar 575 ton per hari.

“Kami mendapatkan tugas mencari sumber-sumber oksigen tambahan, baik dari peningkatan kapasitas produksi maupun impor. Saat ini kami sudah mengamankan suplai sekitar 922 ton oksigen per hari, baik yang didapat dari impor maupun lokal,” kata Agus.

Baca Juga: Bisa ditiru, ini langkah India atasi kelangkaan oksigen dan tekan kasus Covid-19

Kemenperin terus melakukan berbagai upaya proaktif dengan melakukan kerja sama dan koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, asosiasi industri, maupun perusahaan industri untuk membantu memenuhi kebutuhan gas oksigen untuk penanganan pasien Covid-19 di sejumlah daerah.

Bantuan yang diberikan yakni berupa 400 unit oxygen concentrator dari PT Indo-Rama Synthetics Tbk serta 200 unit dari PT Indorama Ventures Indonesia. Bantuan tersebut diserahkan Presiden Direktur PT Indorama Ventures Indonesia Saurabh Mishra secara simbolis dan virtual kepada Pemerintah Indonesia.

Oxygen concentrator merupakan alat yang bisa membantu pasien Covid-19 non-ICU. Alat tersebut dinilai efisien dalam penanganan pasien karena dapat memproduksi oksigen serta mendistribusikan langsung pada pasien Covid-19 di lokasi perawatan.

“Kami berterima kasih banyak untuk bantuan ini, khususnya kepada bapak Sri Prakash Lohia, Chairman Group Indorama. Bantuan oxygen concentrator ini sangat berarti karena dapat mengurangi kebutuhan akan tabung oksigen,” tutur Menperin.

Bantuan penyediaan dan distribusi oksigen untuk keperluan medis merupakan respons sektor industri terhadap Instruksi Menteri Perindustrian Nomor 1 Tahun 2021 tentang Produk Oksigen sebagai Komoditas Strategis Industri dalam Masa Covid-19. Melalui instruksi tersebut, industri di dalam negeri diharapkan dapat memenuhi kebutuhan oksigen di masyarakat, terutama di fasilitas kesehatan.

Hingga Sabtu (10/7), Kemenperin telah menginventarisasi 8.600 unit oxygen concentrator yang di antaranya berasal dari kontribusi perusahaan industri. Selain itu, Kemenperin juga melakukan pengadaan oxygen concentrator melalui realokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kemenperin.

Baca Juga: Percepat penyaluran oksigen, pemerintah bentuk Satgas Oksigen Covid-19

Dukungan dari sektor industri juga diberikan dalam bentuk penyediaan tabung oksigen, juga isotank untuk kebutuhan mobilisasi dan distribusi oksigen dari pabrik ke rumah sakit maupun filling station.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan apresiasi kepada Kemenperin atas dukungannya dalam menyediakan oksigen untuk rumah sakit di Indonesia. Ia menjelaskan, saat ini terdapat sekitar 74.000 pasien yang membutuhkan akses oksigen dalam berbagai format.

Sekitar 5%--10% pasien membutuhkan oksigen dengan tekanan tinggi dalam bentuk ventilator maupun High Flow Nasal Cannula (HFNC). “Sedangkan, sebagian besar butuh pasokan oksigen sekitar 3-5 liter per jam yang bisa dipenuhi dengan alat seperti oxygen concentrator,” jelas Budi.

Karenanya, menurut Menkes, bantuan ini akan sangat membantu kebutuhan pasien. Selain itu, akses oksigen tekanan tinggi bisa dikonsentrasikan untuk pasien dalam kategori berat dan akan mengurangi beban produksi dan distribusi oksigen.

Direktur PT Indorama Ventures Indonesia Saurabh Mishra menjelaskan, Indorama memberikan bantuan berupa 300 unit oxygen concentrator berkapasitas 10 liter dan 300 unit kapasitas 5 liter.

“Sejak awal pandemi, Indorama selalu bersama pemerintah dalam memberikan perhatian dalam bentuk berbagai kegiatan. Saat ini kami kembali merasa terpanggil untuk berpartisipasi dengan memberikan donasi 600 peralatan oxygen concentrator,” ujarnya.

Mishra menyampaikan, oxygen concentrator merupakan peralatan medis portabel yang digunakan untuk mendukung pasokan dan kualitas oksigen yang dibutuhkan pasien Covid-19. Ia juga berharap di tahun-tahun mendatang, alat ini bisa diproduksi di dalam negeri.

Upaya meningkatkan daya saing juga dilakukan di sektor industri alat kesehatan. Sejalan dengan percepatan penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri alat kesehatan menjadi salah satu prioritas dalam roadmap tersebut.

Agus menyampaikan, pihaknya tengah mendorong PT Yogya Presisi Tekhnikatama Industri (YPTI) yang saat ini sedang mengembangkan inovasi oxygen concentrator.

“Kami terus mengawal dan all out untuk mendukung agar alat ini bisa diproduksi massal. Hal ini sesuai dengan amanat Presiden untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri di bidang kesehatan,” imbuh Agus.

Selanjutnya: Tak semua pasien Covid-19 harus dirawat di RS, ini cara menentukan berdasarkan gejala

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×