kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,93   -18,79   -2.03%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenperin terima bantuan 600 oksigen consentrator dari perusahaan tekstil


Minggu, 11 Juli 2021 / 07:50 WIB
Kemenperin terima bantuan 600 oksigen consentrator dari perusahaan tekstil


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

Dukungan dari sektor industri juga diberikan dalam bentuk penyediaan tabung oksigen, juga isotank untuk kebutuhan mobilisasi dan distribusi oksigen dari pabrik ke rumah sakit maupun filling station.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan apresiasi kepada Kemenperin atas dukungannya dalam menyediakan oksigen untuk rumah sakit di Indonesia. Ia menjelaskan, saat ini terdapat sekitar 74.000 pasien yang membutuhkan akses oksigen dalam berbagai format.

Sekitar 5%--10% pasien membutuhkan oksigen dengan tekanan tinggi dalam bentuk ventilator maupun High Flow Nasal Cannula (HFNC). “Sedangkan, sebagian besar butuh pasokan oksigen sekitar 3-5 liter per jam yang bisa dipenuhi dengan alat seperti oxygen concentrator,” jelas Budi.

Karenanya, menurut Menkes, bantuan ini akan sangat membantu kebutuhan pasien. Selain itu, akses oksigen tekanan tinggi bisa dikonsentrasikan untuk pasien dalam kategori berat dan akan mengurangi beban produksi dan distribusi oksigen.

Direktur PT Indorama Ventures Indonesia Saurabh Mishra menjelaskan, Indorama memberikan bantuan berupa 300 unit oxygen concentrator berkapasitas 10 liter dan 300 unit kapasitas 5 liter.

“Sejak awal pandemi, Indorama selalu bersama pemerintah dalam memberikan perhatian dalam bentuk berbagai kegiatan. Saat ini kami kembali merasa terpanggil untuk berpartisipasi dengan memberikan donasi 600 peralatan oxygen concentrator,” ujarnya.

Mishra menyampaikan, oxygen concentrator merupakan peralatan medis portabel yang digunakan untuk mendukung pasokan dan kualitas oksigen yang dibutuhkan pasien Covid-19. Ia juga berharap di tahun-tahun mendatang, alat ini bisa diproduksi di dalam negeri.

Upaya meningkatkan daya saing juga dilakukan di sektor industri alat kesehatan. Sejalan dengan percepatan penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri alat kesehatan menjadi salah satu prioritas dalam roadmap tersebut.

Agus menyampaikan, pihaknya tengah mendorong PT Yogya Presisi Tekhnikatama Industri (YPTI) yang saat ini sedang mengembangkan inovasi oxygen concentrator.

“Kami terus mengawal dan all out untuk mendukung agar alat ini bisa diproduksi massal. Hal ini sesuai dengan amanat Presiden untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri di bidang kesehatan,” imbuh Agus.

Selanjutnya: Tak semua pasien Covid-19 harus dirawat di RS, ini cara menentukan berdasarkan gejala

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×