kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementan akui terjadi tren penurunan luasan lahan tebu


Selasa, 24 November 2020 / 23:02 WIB
Kementan akui terjadi tren penurunan luasan lahan tebu
ILUSTRASI. Seorang petani tebu sedang memotong batang tanaman tebu


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) mengakui dalam beberapa tahun terakhir terjadi tren penurunan luasan lahan perkebunan tebu.

Berdasarkan data Kementan, pada tahun 2015 luas lahan tebu sekitar 445.651 ha  turun menjadi 440.733 ha di 2016 dan menjadi 416.82 ha di 2020. Dibandingkan luasan di 2018 dan 2019, luasan di 2020 memang lebih tinggi di mana di 2018 dan 2019 luas lahan tebu masing-masing 414.847 ha dan 411.435 ha.

"Memang ada tendensi menurun, ini beberapa sudah kami kaji, ada daya saing di tebunya yang kurang tinggi dibandingkan komoditas lain," ujar Kasdi dalam National Sugar Summit, Selasa (24/11).

Menurut Kasdi, tebu sulit bersaing dengan komoditas pangan pokok utama seperti padi dan jagung karena komoditas ini turut ditanam di daerah beririgasi.

Karenanya, Kasdi pun mengatakan dibutuhkan sebuah terobosan kebijakan agar daya saing tebu ini bisa meningkat.

Dia berpendapat, salah satu kebijakan yang bisa dilakukan adalah memberikan insentif harga atau insentif lain kepada petani dalam konteks memproduksi tebu, sehingga produksi tebu petani bisa lebih kompetitif.

Baca Juga: Kementan targetkan Indonesia swasembada gula konsumsi di 2023

Tak hanya itu, dia juga berpendapat perlu pula mengembangkan penanaman tebu di lahan kering.

"Tebu lahan kering sudah lama kita tangani dan perlu kita tingkatkan baik luasan dan produktivitasnya sehingga posisi produksi akan menjadi sesuai yang ekspektasikan," jelas Kasdi

Kasdi juga mengatakan, tren rendemen tebu pun mengalami penurunan di tahun ini dari 8,03% di tahun 2019 menjadi 7,77% di 2020. Karenanya, menurutnya diperlukan penggantian varietas tebu yang baru.

Untuk mengganti varietas tebu dengan produktivitas yang cukup tinggi, Kasdi pun mengungkap dibutuhkan ketersediaan benih atau bibit yang berkualitas.

Menurut Kasdi, ketersediaan benih di lembaga riset dan perguruan tinggi cukup banyak akan tetapi perlu dibangun logistik benihnya terlebih dahulu sehingga seluruh kebutuhan benih bisa terpenuhi.

Berdasarkan data Kementan, pada 2020 produktivitas tebu sekitar 69,02 ton per ha sementara produksi tebu sekitar 28,78 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×