kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementan: Harga telur, minyak goreng, dan daging ayam masih akan naik


Minggu, 28 November 2021 / 23:17 WIB
Kementan: Harga telur, minyak goreng, dan daging ayam masih akan naik
ILUSTRASI. Peternak memanen telur ayam di salah satu peternakan di kawasan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam pantauan Kementerian Pertanian (Kementan) kondisi pasokan bahan pokok di pasaran diperkirakan masih akan aman di bulan Desember 2021.

Pelaksana Tugas Badan Ketahanan Pangan Kementan Sarwo Edhy mengatakan bahwa perhitungan prognosa neraca pangan strategis sampai Desember 2021 di hampir semua komoditas pangan pokok strategis terpantau aman.

“Neraca beras surplus 9,3 juta ton, jagung 2,8 juta ton, bawang merah 128 ribu ton, bawang putih 195 ribu ton, daging sapi 121 ribu ton, daging ayam ras 362 ribu ton, telur ayam ras 241 ribu ton, gula pasir 1,1 juta ton, dan minyak goreng 618 ribu ton,” kata Sarwo kepada Kontan.co.id, Minggu (28/11).

Akan tetapi, Sarwo mengungkapkan bahwa masih ada potensi bahan pangan telur, minyak goreng, dan daging ayam mengalami kenaikan permintaan karena ada momen natal dan tahun baru (nataru), terutama di daerah-daerah yang mayoritas merayakan nataru.

“Kenaikan minyak goreng juga dipengaruhi meningkatkan permintaan CPO internasional,” jelasnya

Baca Juga: Kemendag klaim harga kebutuhan pokok relatif stabil, bagaimana dengan minyak goreng?

Untuk mengantisipasi naiknya harga bahan pokok di momen nataru, Sarwo menyebutkan bahwa pihaknya akan mengupayakan stabilitas pasokan dan harga pangan melalui berbagai langkah strategis, seperti memotong rantai pasok pangan dengan mengoptimalkan Pasar Mitra Tani (PMT) yang ada di seluruh Indonesia.

“PMT menjual bahan pangan di bawah harga pasar karena memotong rantai pasok dengan membeli produk pangan langsung dari petani atau kelompok tani atau produsen pangan lainnya,” imbuh Sarwo.

Selain itu, ia juga menjelaskan pihak Kementan akan intervensi distribusi pangan pokok atau strategis dari daerah yang surplus ke daerah defisit, atau dari wilayah dengan harga rendah ke wilayah dengan harga tinggi. Sarwo mencontohkan pengiriman komoditas beras sekitar 70 ton dari Jawa barat ke Kepulauan Riau.

“Termasuk kita telah membantu peternak mandiri atau kecil untuk mengakses jagung, sekitar 1.500 ton jagung dari NTB dan Sulut kita bantu distribusikan ke wilayah Blitar dan Kendal. Selain itu juga membantu distribusi kedelai sekitar 2.100 ton untuk pengrajin tahu dan tempe di wilayah Banten, Jabar, Jateng, dan Jatim,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×