kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementan merevisi target peningkatan produksi


Selasa, 11 September 2012 / 19:46 WIB
Kementan merevisi target peningkatan produksi


Reporter: Handoyo |

JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) merevisi pertumbuhan target produksi bagi beberapa komoditas pangan utama. Penurunan target produksi ini disebabkan oleh kondisi faktual di lapangan.

Menteri pertanian Suswono mengatakan, beberapa revisi target tersebut adalah untuk komoditas padi, jagung, kedelai, gula dan daging. "Sesuai dengan tuntutan upaya percepatan swasembada pangan dan kondisi faktual lapangan, maka kementerian pertanian telah melakukan revisi target produksi pangan 2010-2014," katanya (1/9).

Kementan merevisi rata-rata pertumbuhan target untuk padi dari 3,22% menjadi 3,64%, sementara jagung dari 10,02% menjadi 3,33%, kedelai dari 20,05% menjadi 35,02%, gula dari 17,70% menjadi 4,53%, dan daging sapi dari 7,62% menjadi 8,48%.

Kenaikan pertumbuhan produksi padi dan kedelai tersebut tidak lepas dari target pencapaian produksi pada tahun 2013 untuk padi sebanyak 72,06 juta ton, jagung 19,83 juta ton, kedelai 2 juta ton, gula 2,82 juta ton dan daging 550.000 ton.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, untuk meningkatkan produksi kedelai nasional saat ini tim dari Kementan dan kementerian kehutanan (Kemenhut) sedang melakukan survei lahan potensial untuk dikembangkan.

Menurutnya, tim gabungan dari Kementan dan Kemenhut saat ini sedang melakukan identifikasi lahan, dan lokasi yang ada sebagian besar di Kalimantan Tengah. "Setidaknya ada 350.000 ha lahan yang diajukan oleh Kemenhut," kata Rusman.

Dengan adanya tambahan lahan tersebut, ia berharap kebutuhan kedelai dalam negeri dapat ditingkatkan. Selama ini kebutuhan kedelai nasional mencapai 2,2 juta ton, sementara produksi dalam negeri sendiri hanya mencapai 700.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×