kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.781.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Kementan tolak pengajuan impor sapi oleh BUMN


Rabu, 20 Maret 2013 / 15:20 WIB
Kementan tolak pengajuan impor sapi oleh BUMN
ILUSTRASI. Proyek Wika Gedung. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/01/11/2017


Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) menolak pengajuan impor sapi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).

Padahal, kata Ismed Hasan Putro, Direktur Utama RNI, pihaknya mengajukan izin impor untuk mengimpor 25.000 ekor sapi betina produktif untuk peternakan dan 60.000 ekor sapi potong.

"RNI dari Januari 2013 tidak mendapat izin impor. Kami dapat jawaban dari Direktorat Jenderal Peternakan (Kementan), kalau RNI tidak dapat melakukan impor karena kuotanya  habis," kata Ismed kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Rabu (20/3).

Ismed mengaku, dirinya prihatin melihat harga daging sapi yang tidak turun dalam waktu 6 bulan belakangan ini. Dia bilang, harga daging sapi yang tinggi terkesan seperti dibiarkan oleh pemerintah.

"Harga daging sapi sekarang kan Rp 90.000 - Rp 100.000 per kilogram. Kalau RNI dapat kuota impor sapi kami akan jual sekitar Rp 50.000 - Rp 70.000 per kilogramnya," ketus Ismed.

Menurut Ismed, harga daging sapi yang terlalu tinggi ini pula yang menyebabkan banyak induk sapi betina produktif dan bibit sapi ikut dipotong.

Maka itulah, RNI mengajukan impor induk sapi betina untuk menjaga pasokan induk sapi yang akan melahirkan sapi-sapi baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×