Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto
Kelebihan subsidi langsung di antaranya, subsidi diterima langsung oleh petani; harga input pertanian menjadi lebih bersaing, terutama di daerah yang mudah dicapai/infrastruktur lancar; penggunaan saprodi menjadi lebih optimal; mendorong diversifikasi usaha bagi petani.
Kekurangan subsidi langsung diantaranya, harga pupuk berpotensi naik, fluktuatif, dan berbeda antar wilayah sesuai kondisi infrastruktur dan sarana logistik; apabila terdapat time-lag antara waktu pemupukan dan penerimaan kartu/subsidi, maka petani memerlukan pembayaran tunai lebih besar dari kemampuan.
Sementara itu, jika ingin menerapkan subsidi input/harga dibutuhkan sejumlah prasyarat. Di antaranya, data petani penerima manfaat harus tersedia dan akurat (by name, by address, by luas lahan); selama masih menggunakan sistem tertutup melalui RDKK, maka perlu optimalisasi penyuluh dan peningkatan peran kelompok petani (poktan) dalam penyusunan RDKK, yang akurat dan tepat waktu, serta admin untuk proses entry sistem RDKK; meningkatkan peran pemerintah daerah dalam melakukan perencanaan kebutuhan.
Baca Juga: Pupuk Indonesia akan bangun sejumlah proyek baru, ini gambarannya
Kelebihan subsidi input/harga di antaranya, mendukung kedaulatan pangan karena skema subsidi berupa subsidi harga dapat meminimalisasi disparitas harga pasar pupuk bersubsidi (melalui penetapan HET) sehingga mampu dibeli petani; dan penyediaan pupuk bersubsidi lebih terjamin.
Kekurangan subsidi input/harga di antaranya, petani tidak merasakan subsidi secara langsung, sehingga berpotensi boros dalam penggunaannya; selama pengawasan Pemda dan KPPP belum optimal, masih akan terjadi penyimpangan subsidi seperti harga di atas HET dan penggunaan pupuk untuk tujuan lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News