kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45905,95   -17,54   -1.90%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian ESDM bakal terapkan CCUS demi tekan emisi karbon sektor migas


Kamis, 14 Oktober 2021 / 14:58 WIB
Kementerian ESDM bakal terapkan CCUS demi tekan emisi karbon sektor migas
ILUSTRASI. Migas. REUTERS/Andrew Cullen/File Photo


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal menerapkan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) demi menekan emisi karbon di sektor minyak dan gas bumi (migas).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengungkapkan, upaya mengurangi emisi tetap akan dijalankan bersamaan dengan peningkatan produksi migas untuk menjaga ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan impor. "Kami mencari upaya keseimbangan antara penambahan produksi migas dengan pengurangan emisi karbon," kata Tutuka dalam keterangan resmi, Kamis (14/10).

Seperti diketahui, pemerintah menargetkan produksi 1 juta barel per hari (bopd) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (MMscfd) gas di 2030. Untuk itu, Kementerian ESDM merancanakan akan menggunakan CCUS pada lapangan migas yang memiliki kandungan CO2 yang tinggi.

Di Indonesia, kapasitas penampungan CO2 mencapai total 1,5 Giga Ton CO2 di depleted minyak dan gas reservoir yang diidentifikasi. Untuk itu, pemerintah telah memetakan lokasi-lokasi yang dimaksud untuk penerapan CCUS. "Sudah ada beberapa data untuk kapasitas dan studi implementasi awal yang dilakukan oleh industri migas," Tutuka menjelaskan.

Baca Juga: Penggunaan teknologi dinilai penting untuk menggenjot penerimaan pajak

Tutuka menjelaskan, terdapat enam proyek CCUS potensial yang tengah dalam tahap kajian. Pertama, proyek di Gundih yang merupakan pengembangan antara ITB, J-Power, dan Janus.

Ada juga proyek CO2-EOR Sukowati oleh PT Pertamina EP juga tengah dikembangkan dengan menggandeng Japex dan Lemigas. Penerapan CCSU dan EOR lainnya tengah dikaji di lapangan Limau Biru oleh Japex dan Lemigas yang juga terlibat dalam proyek MRV methodology.

Dua proyek lainnya adalah proyek Sink Match oleh ITB dan Janus, serta proyek CCUS di Tangguh oleh BP Berau Ltd dan ITB. "Dari tiga proyek CCUS di Gundih, Sukowati, dan Tangguh diharapkan bisa menyimpan CO2 sebanyak 50 juta ton nantinya," harap Tutuka.

Strategi selanjutnya, pemerintah akan mengupayakan agar industri hulu migas bisa melakukan efisiensi energi termasuk mengurangi flaring dan venting. "Kementerian ESDM telah menerbitkan Peraturan Menteri mengenai hal ini baik dari sisi teknis maupun komersial," ungkap Tutuka.

Stretegi lain yang ditempuh adalah mengimplementasikan perdagangan karbon (carbon cap and trade) dan mempromosikan carbon offsetting. "Jadi bisa diperdagangkan, tapi kita harus punya aturannya," pungkas Tutuka.

Selanjutnya: Kemenkeu sebut Indonesia menjadi negara penggerak pertama pajak karbon di dunia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×