Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
Secara statistik, sejak tahun 2015 hingga Juni 2020, produksi BBM RON 92 terus meningkat dibandingkan BBM RON 88. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, produksi kedua jenis BBM ini dapat dikatakan sama akibat dampak pandemi Covid-19.
"Situasi Covid-19 ini menurunkan permintaan terhadap BBM. Jadi, bisa dikatakan seimbang level konsumsi RON 92 dan RON 88," ungkap Adhi dalam siaran pers di situ Ditjen Migas Kementerian ESDM, Selasa (28/7).
Baca Juga: Berkah ketika pandemi, bisnis Mark Dynamics (MARK) tumbuh 9,57% di semester I-2020
Upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah adalah melalui Kilang Plaju dan Dumai yang rencananya dapat memproduksi green fuel. RDMP Plaju ditargetkan beroperasi di periode 2024-2025, sedangkan RDMP Dumai beroperasi pada tahun 2026.
Terkait green fuel, telah dilakukan uji coba green diesel D100 beberapa waktu lalu. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan D100 dalam campuran bahan bakar dapat meningkatkan performa kendaraan dan mengurangi emisi gas buang.
Implementasi Biodiesel 30% atau B30 yang dimulai pada 1 Januari 2020 juga merupakan upaya lain yang telah dilakukan pemerintah. Hingga Mei 2020, program ini diperkirakan mampu menghemat uang negara sebesar US$ 1,08 miliar.
"Sedangkan program B20 yang dilaksanakan di tahun 2019 mampu menghemat devisa negara sebesar US$ 3,35 miliar atau sekitar Rp 48,19 triliun," papar Adhi.
Baca Juga: Top! PLN raih omzet Rp135,41 triliun pada semester I-2020, pelanggan juga tumbuh
Saat ini, pemerintah juga tengah melakukan uji coba B40. Dengan asumsi adanya pemulihan ekonomi pasca pandemi, diperkirakan kebutuhan Solar pada tahun 2021 mencapai 31.092.663 kiloliter. Untuk campuran B40, diperkirakan dibutuhkan FAME sebanyak 12.437.065 kiloliter.
Tak hanya itu, pemerintah turut melakukan pencampuran Bioethanol dengan bensin yang hasilnya disebut dengan nomenklatur EXX. Mengenai hal itu, Adhi bilang bahwa akan diadakan uji coba E02 di daerah Jawa Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News