Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski menghadapi tekanan dari penurunan harga dan permintaan komoditas tambang, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih optimistis target penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batubara (minerba) tahun ini sebesar Rp 124 triliun bisa tercapai.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Tri Winarno menegaskan realisasi PNBP sektor minerba hingga akhir Juli 2025 sudah mencapai Rp 76,9 triliun atau setara 62% dari target.
“Insya Allah bisa (tercapai). Kalau sekarang sudah 61%, berarti melampaui," kata Tri ditemui di Kementerian ESDM, Selasa (5/8).
Tri menjelaskan, kontribusi terbesar PNBP minerba berasal dari komoditas batubara, yakni sekitar Rp 39 triliun. Sektor ini masih menjadi tulang punggung penerimaan negara dari subsektor sumber daya alam non-migas.
Baca Juga: PNBP Minerba Tembus Rp 71 Triliun hingga Pertengahan Juli 2025, Migas Rp 39 Triliun
Namun demikian, Tri tidak menampik bahwa capaian PNBP tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Pelemahan harga komoditas dan turunnya volume produksi turut menekan pendapatan negara.
Secara keseluruhan, Kementerian ESDM menargetkan PNBP dari seluruh sektor energi dan sumber daya mineral tahun ini mencapai Rp 254,49 triliun. Angka tersebut naik dibandingkan target tahun 2024 sebesar Rp 234,2 triliun.
Dalam catatan KONTAN, realisasi PNBP sektor ESDM sepanjang 2024 mencapai Rp 269,5 triliun, atau setara 115% dari target, meskipun mengalami penurunan 10% secara tahunan.
Meski pemerintah masih optimistis, sejumlah ekonom menilai pencapaian target PNBP tahun ini akan menghadapi tantangan berat. Penurunan harga batubara global dan melemahnya permintaan ekspor dinilai menjadi hambatan utama.
Bank Dunia memproyeksikan harga batubara akan turun sekitar 12% sepanjang 2025 seiring melimpahnya pasokan dan stagnasi permintaan global. Padahal, sektor batubara sendiri menyumbang sekitar 47,7% dari target PNBP SDA non-migas dalam APBN 2025.
Baca Juga: PNBP Minerba Bisa Tembus Rp 200 Triliun
Ekonom Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, menyebutkan bahwa permintaan dari negara-negara utama seperti India dan China mulai tertekan akibat kebijakan dagang global.
“Kalau kita lihat dari sisi volume pasti turun. Harga juga kurang bagus di semester pertama,” kata Myrdal kepada KONTAN, Senin (4/8).
Namun, Myrdal masih membuka peluang pemulihan pada semester kedua tahun ini.
“Setelah ada kepastian kebijakan tarif dari Trump, investor melihat ini sebagai sinyal positif bagi industri batubara kita,” ungkapnya.
Ia memperkirakan ekspor batubara bisa tumbuh meski tipis, kurang dari 5% secara tahunan. Dengan kondisi tersebut, realisasi PNBP batubara diproyeksi hanya akan mendekati 95% dari target.
Meski begitu, pemerintah berharap dukungan dari pasar domestik dan kawasan ASEAN serta Asia Selatan bisa membantu menstabilkan kontribusi sektor minerba terhadap kas negara.
Selanjutnya: Ekonomi Indonesia Kuartal II 2025 Naik 5,12% , Apa Pendorong & Penghambat PDB?
Menarik Dibaca: Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Mengunjungi Singapura Untuk Pertama Kalinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News