Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan masih melakukan investigasi atas penyebab dari insiden longsor yang terjadi di tambang milik PT Freeport Indonesia (PTFI) yaitu tambang Grasberg Block Cave (GBC) pada Senin, 8 September 2025 lalu.
Adapun, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) ESDM Tri Winarno mengatakan langkah atas sanksi akan diputuskan setelah hasil investigasi keluar.
"Nanti ada investigasi, laporan investigasinya nanti dilakukan evaluasi, kajian dan lain sebagainya, setelah itu langkah selanjutnya apa. Bisa penghentian sementara, bisa penghentian, macem-macem lah," ungkap Tri saat ditemui di Jakarta, dikutip Kamis (25/09/2025).
"Bisa (sanksi), tapi kan ya nanti dari hasil investigasinya apa," tambahnya.
Adapun, hingga saat ini, Tri mengatakan Kementerian ESDM dan PTFI masih fokus mencari kelima dari tujuh pekerja yang terjebak longsor. Setelah dua orang korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada 20 September 2025.
Baca Juga: Begini Update Proses Evakuasi 7 Pekerja Korban Longsor Tambang Freeport
Saat ini masih tersisa 3 warga Indonesia, satu warga Chili dan satu warga Afrika Selatan. Pemerintah telah berkoordinasi dengan kedutaan besar masing-masing negara terkait perkembangan pencarian.
"Yang diketemukan, yang ditemukan warga negara Indonesia. Berarti yang WNA belum," tambahnya.
Adapun dalam rilis terbaru, Freeport-McMoRan Inc (FCX) mengungkap operasi yang dilakukan pada tambang Grasberg Block Cave (GBC) usai mengalami insiden longsor akan kembali normal pada 2027 mendatang.
"Tingkat operasi kembali ke kondisi sebelum insiden berpotensi tercapai pada tahun 2027," ungkap McMoRan dalam keterangan resmi, dikutip dari website resmi, Kamis (25/09/2029).
Baca Juga: Pasca Longsor, Freeport Bakal Ajukan Klaim Asuransi US$1 Miliar
McMoRan menambahkan, saat ini PT Freeport Indonesia (PTFI) tengah menjaga agar tambang lainnya, yaitu Big Gossan dan Deep Mill Level Zone (MLZ) tidak terdampak, dan dapat kembali beroperasi pada pertengahan kuartal keempat tahun 2025.
"Ini, dengan dimulainya kembali dan peningkatan operasional tambang GBC secara bertahap pada paruh pertama tahun 2026," ungkap manajemen.
Insiden longsor, diprediksi akan berpengaruh pada penjualan tembaga dan emas PTFI pada kuartal keempat tahun 2025 tidak akan signifikan dari target penjualan sebelumnya sebesar 445 juta pon tembaga dan 345.000 ons emas.
Baca Juga: Imbas Longsor, Freeport Sebut Operasi Tambang Grasberg Baru Pulih Sepenuhnya di 2027
Selanjutnya: Batalkan Vonis Tingkat Pertama, MA Hukum Musim Mas Bayar Rp 4,89 Triliun
Menarik Dibaca: Chiang Mai, Destinasi Ecotourism untuk Liburan Musim Hujan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News