kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian ESDM: Smart grid jadi bagian rencana usaha penyediaan tenaga listrik


Sabtu, 20 Februari 2021 / 08:57 WIB
Kementerian ESDM: Smart grid jadi bagian rencana usaha penyediaan tenaga listrik
ILUSTRASI. Smart grid akan masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) tahun 2021-2030.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Ketenagalistrikan (Gatrik) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong pengembangan smart grid untuk diterapkan di Indonesia. Smart grid akan masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) tahun 2021-2030.

Smart grid menjadi bagian dalam perencanaan pada RUPTL 2021-2030 dengan target 5 lokasi setiap tahun,” ujar Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu dalam siaran per, Jumat (19/2).

Hal itu disampaikan Jisman dalam webinar yang dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Ketenagalistrikan Sripeni Inten Cahyani, perwakilan dari Ditjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), PLN, PT Indonesia Power, PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), dan International Energy Agency (IEA).

Jisman melanjutkan, untuk membangun smart grid tersebut diperlukan pengetahuan dan persamaan persepsi antarpemangku kepentingan. Dalam kesempatan tersebut, Jisman mengapresiasi kapasitas dan pengalaman IEA dalam pengembangan smart grid. "Kami berharap kita dapat belajar dari pengalaman negara-negara lain yang telah berhasil mengintegrasikan teknologi smart grid ke dalam sistem ketenagalistrikan mereka,” ungkap Jisman.

Baca Juga: Pembahasan RUPTL 2021-2030 ditargetkan rampung akhir Februari ini

Dia juga mengatakan perlunya masukan dari berbagai pihak dalam pembuatan roadmap smart grid. “Kami meminta masukan juga dari PT PLN (Persero), PT PJB, dan PT Indonesia Power sebagai operator di sektor ketenagalistrikan dalam penyusunan roadmap smart grid ini,” ujar Jisman.

Randi Kristiansen dari IEA menyampaikan dalam perencanaan roadmap smart grid, perubahan hardware (perangkat keras) saja tidak cukup. Selain hardware, penting juga untuk mulai berinvestasi dalam prosedur operasional, serta kebijakan dan kelembagaan.

Randi pun menyampaikan sistem ketenagalistrikan perlu memberikan  insentif pada kontribusi yang diberikan oleh aset dan teknologi. Ia mencontohkan Australia, Irlandia, dan Cile sebagai negara yang menyesuaikan pasar mereka untuk mencapai hal tersebut.

Randi juga menyebut perlunya membuat roadmap smart grid yang berbeda-beda tergantung sistem ketenagalistrikan. Sebab, sistem ketenagalistrikan yang besar dan kecil tentu memiliki tantangan yang berbeda.

Baca Juga: Kementerian ESDM sebut skema subsidi LPG 3 kg masih dalam pembahasan

Dalam kesempatan yang sama, Zainal Arifin dari PLN memaparkan pilot project pengembangan smart grid oleh perusahaan listrik plat merah itu. Dimulai sejak 2014 melalui meteran listrik dengan komunikasi dua arah di Jakarta. “Proyek smart grid PLN umumnya fokus pada pengembangan manajemen energi, keandalan listrik melalui otomasi, serta integrasi dengan energi baru terbarukan,” ujar Zainal. 

Dia menyebut pemerintah telah memberikan dukungan regulasi untuk pengembangan smart grid dengan mengeluarkan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 143 K/20/MEM/2019, Kepmen ESDM Nomor 39 K/20/MEM/2019, dan Peraturan Presiden Nomor 18/2020.

Untuk jangka pendek (2021-2025), sambung Zainal, PLN fokus pada keandalan, efisiensi, pengalaman pelanggan, dan produktivitas jaringan. Sementara mulai 2026, PLN akan fokus pada ketahanan, keterlibatan pelanggan (customer engagement), keberlanjutan, dan self-healing.

Baca Juga: Wamen BUMN Pahala: Holding Geothermal diisi PGE, Geo Dipa, dan PLN Geothermal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×