Reporter: Filemon Agung | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral masih cukup optimistis dapat mengejar target kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar 7.200 Mega Watt yang tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) pada 2025 mendatang.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM F.X. Sutijastoto yang ditemui dalam acara The 7th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition 2019 bilang kedepannya pemerintah bakal mengambil sejumlah inisiatif.
Baca Juga: Pertamina Geothermal pastikan PLTP Lumut Balai beroperasi September
"Pemerintah akan mengupayakan insentif untuk panas bumi, misalnya untuk infrastruktur nantinya biayanya akan diganti oleh pemerintah," jelas Sutijastoto, Selasa (13/8).
Langkah ini juga sebagai tanggapan setelah dalam acara yang sama, Wakil Presiden Jusuf Kalla melontarkan kritik terhadap pengembangan panas bumi yang dinilainya lamban.
"Saya sudah buka kegiatan ini hampir empat hingga lima kali, tapi perkembangannya lamban," kata Jusuf Kalla. Bahkan ia menambahkan, Kementerian ESDM, PLN serta asosiasi perlu duduk bersama membahas pengembangan PLTP.
Asal tahu saja, kapasitas pembangkit terpasang sebesar 1948,5 MW dari target RUEN 2025 sebesar 7.200 MW. Sementara itu, Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia Prijandaru Effendi mengungkapkan masih akan ada tambahan pembangkit panas bumi hingga akhir tahun nanti.
"Ada tambahan 185 MW dari Muara Labouh, Mulut Balai, Sorik dan Sokoria," ujar Prijandaru. Dengan tambahan tersebut maka total kapasitas terpasang di tahun 2019 sekitar 2.533 MW.
Baca Juga: Wapres Jusuf Kalla: Perkembangan pembangkit panas bumi lamban
Selain insentif berupa dana pengganti biaya infrastruktur, Sutijastoto menyampaikan langkah lainnya yang sedang diupayakan oleh Kementerian ESDM. Sutijastoto bilang adanya potensi memperoleh pendanaan dari Bank Dunia.
"Bank Dunia telah menyetujui pendanaan untuk panas bumi, ada juga pendanaan murah dari Austria, Jerman dan Selandia Baru," ujar Sutijastoto.
Demi mengakomodir hal tersebut, Kementerian ESDM berupaya meningkatkan kemampuan perseroan agar dapat menyerap sejumlah sumber pendanaan tersebut. Lebih jauh Sutijastoto mengharapkan setiap perseroan untuk memperbaiki kinerja. "Perusahaan harus bankable, punya tim serta engineer yang bagus," kata Sutijastoto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News