Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
Kemudian, investasi dari pemegang IUP OPK olah murni alias smelter sebesar US$ 609,4 juta dan perusahaan batubara pemegang PKP2B melakukan investasi US$ 551,9 juta di tahun 2019. Adapun, IUP BUMN hanya menggelontorkan biaya investasi sebesar US$ 149,4 juta di sepanjang tahun lalu.
Menurut Bambang, investasi di tahun ini akan meningkat seiring dengan kenaikan investasi yang digelontorkan untuk penyelesaian proyek-proyek smelter serta investasi dari dua pemegang IUPK.
Kedua pemegang IUPK itu adalah PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang saat ini tengah melakukan pengembangan tambang serta pengerjaan proyek smelter.
Baca Juga: Cadangan di Tambang Terbuka Sudah Habis, Freeport Andalkan Tambang Bawah Tanah
"Di 2020 kami (targetkan investasi) US$ 7,7 miliar, karena ini yang terbesar dari IUPK termasuk investasi tambang bawah tanah (Freeport) dan operasi smelter," jelas Bambang.
Lebih lanjut dia memaparkan, target investasi pada tahun ini ditunjang oleh investasi dari perusahaan pemegang IUPK yang sebesar US$ 2,37 miliar dan pemegang IUP OPK olah murni sebanyak US$ 1,58 miliar.